Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251104-WA0083.jpg
Mendikdasmen Abdul Mu’ti saat menyampaikan Pernyataan Nasional pada Sidang Umum UNESCO ke-43 di Samarkand, Selasa (4/11/2025)/dok Kemendikdasmen

Intinya sih...

  • Bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa kerja ke-10 pada Sidang Umum UNESCO

  • Bahasa Indonesia menjadi jembatan pengetahuan internasional

  • Menteri Mu'ti menutup pidatonya dengan pantun yang sarat makna persatuan dan perdamaian

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Momen bersejarah terjadi dalam Sidang Umum UNESCO ke-43 yang digelar di Kota Samarkand, Uzbekistan. Untuk pertama kalinya, Bahasa Indonesia secara resmi digunakan sebagai salah satu bahasa kerja dalam sidang tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti saat menyampaikan Pernyataan Nasional pada Sidang Umum UNESCO ke-43 di Samarkand, Selasa (4/11/2025).

Mengawali pernyataannya, Mu’ti membuka dengan pantun yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia yang telah diakui dunia.

“Bunga selasih mekar di taman, petik setangkai buat ramuan. Terima kasih saya ucapkan, atas kesempatan menyampaikan pernyataan,” ujar Mendikdasmen.

1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa kerja ke-10 pada Sidang Umum UNESCO 20 November 2023

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti meluncurkan Uji Terap Penyelenggaraan PJJ di Gedung Kemendikdasmen, Kamis (7/8/2025) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Dalam kesempatan tersebut, Mu’ti menyampaikan apresiasi kepada UNESCO dan seluruh negara anggota atas dukungan mereka dalam pengakuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa kerja ke-10 pada Sidang Umum UNESCO 20 November 2023.

Mu’ti menjelaskan, Bahasa Indonesia telah lama menjadi perekat kesatuan bangsa di tengah keberagaman Indonesia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau, 700 bahasa lokal, dan 1.300 etnik.

2. Bahasa Indonesia kembali mengukuhkan eksistensinya di dunia internasional

Mendikdasmen Abdul Mu'ti di agenda G20 Afrika (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Ia menegaskan, pengakuan ini menandai kiprah baru Bahasa Indonesia sebagai jembatan pengetahuan di kancah internasional.

“Pada hari ini, Bahasa Indonesia kembali mengukuhkan eksistensinya di dunia internasional sebagai jembatan pengetahuan antara negara,” ujar Mu’ti.

3. Mu'ti tutup pidato dengan pantun juga

Mendikdasmen Prof. Abdul Muti (Dok. Prof. Abdul Muti)

Menutup pidatonya, Menteri Mu’ti kembali membacakan pantun yang sarat makna persatuan dan perdamaian.

“Dari Jakarta ke Samarkand, kota bersejarah nan menawan. Jika manusia bergandeng tangan, dunia indah penuh kedamaian,” tandasnya.

Sebelumnya, Mu’ti menjelaskan bahwa penggunaan Bahasa Indonesia di forum UNESCO sebenarnya telah dimulai sejak masa kepemimpinan Menteri Pendidikan sebelumnya, Nadiem Makarim.

“Alhamdulillah, Bahasa Indonesia pada periode sebelum saya, periode Mas Nadiem, itu sudah menjadi bahasa resmi dalam rapat-rapat UNESCO,” jelas Mu’ti di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025).

Mu’ti pun berseloroh, berpidato menggunakan Bahasa Indonesia terasa lebih mudah dibandingkan memakai bahasa Inggris karena tidak perlu terlalu banyak berpikir.

Editorial Team