Jakarta, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghargai permintaan maaf yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah Pemprov Papua, TEA Hery Dosinaen pada Senin malam (18/2) di kantor Polda Metro Jaya. Hery meminta maaf usai mengaku ikut memukuli penyelidik KPK, Muhammad Gilang Wicaksana. Akibat pemukulan itu, wajah Gilang sobek dan hidungnya retak.
Ia meminta maaf usai Polda Metro Jaya resmi menetapkan Hery sebagai tersangka penganiayaan Gilang. Hery mengaku ikut memukul Gilang karena emosi sesaat dan khilaf.
"Kami hargai permintaan maaf tersebut. Sebagaimana yang kami sampaikan sebelumnya, KPK sejak awal memiliki niat baik untuk membantu dan mendukung pembangunan di Papua dengan cara dan kewenangan KPK," ujar juru bicara KPK, Febri Diansyah pada Selasa pagi (19/2) melalui pesan pendek kepada IDN Times.
Lagipula upaya pencegahan korupsi yang dilakukan oleh KPK, dilakukan untuk menjaga hak-hak masyarakat agar mereka bisa menikmati keuangan negara dengan lebih maksimal.
"Karena penyimpangan-penyimpangan keuangan termasuk korupsi hanya akan menguntungkan pejabat-pejabat korup dan pengusaha yang bersama-sama melakukan korupsi," kata dia lagi.
Lalu, apakah peristiwa ini mempengaruhi kerja sama dan upaya pencegahan korupsi di Provinsi Papua?