Presiden Jokowi (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Jokowi berasal dari keluarga sederhana. Rumahnya pernah digusur tiga kali ketika dia masih kecil. Namun, ia mampu menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Setelah lulus, dia menekuni profesi sebagai pengusaha mebel.
Karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Solo pada 2005. Pada Pilkada Kota Solo 2005 kala itu, Jokowi diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon wali kota. Ia berhasil memenangi pemilihan tersebut dengan persentase suara sebesar 36,62 persen.
Setelah terpilih, Jokowi melakukan penataan di Kota Solo. Meski harus menghadapi berbagai penolakan masyarakat yang ditertibkan, Solo di bawah kepemimpinannya mengalami perubahan dan menjadi kajian di universitas dalam dan luar negeri.
Kemampuan komunikasi politik Jokowi yang berbeda dengan kebanyakan gaya komunikasi politik pemimpin lain pada masa itu, salah satu yang menjadi kajian riset mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia.
Di bawah kepemimpinannya, bus Batik Solo Trans diperkenalkan, berbagai kawasan seperti Jalan Slamet Riyadi dan Ngarsopuro diremajakan, dan Solo menjadi tuan rumah berbagai acara internasional.
Selain itu, Jokowi juga dikenal akan pendekatannya dalam merelokasi pedagang kaki lima yang "memanusiakan manusia". Berkat pencapaiannya ini, pada 2010 ia terpilih lagi sebagai Wali Kota Solo dengan suara melebihi 90 persen.