Gereja Kristen Pasundan Kampung sawah (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Harmonisasi kehidupan antar umat beragama terlihat mengakar kuat dalam masyarakat Kampung Sawah. Jacob mengatakan, kebersamaan dalam perbedaan sudah menjadi budaya dalam warga Kampung Sawah. Menurutnya, toleransi tersebut sudah tertanam dan diwarisi dari leluhur pada tiap generasi.
"Tidak ada yang menyuruh atau memaksa kami, tetapi wujud gotong royong ini sudah menjadi tradisi warga sejak zaman nenek moyang," imbuh Jacob.
Jacob mengungkapkan, selama 63 tahun dia tinggal di Kampung Sawah, belum pernah ada gesekan yang muncul di masyarakat. Walau demikian, dia mengakui sering kali isu-isu negatif diembuskan untuk memecah-belah masyarakat Kampung Sawah yang damai dan tenang.
"Ada yang mengatakan bahwa kami sengaja melakukan kristenisasi padahal dari sisi historis, umat Kristen dulu yang menempati Kampung Sawah. Meski isu tersebut sempat berembus, kami tidak terpecahkan, kuncinya karena kami sudah tahu satu sama lain," papar Jacob.
Ani pun mengungkapkan, kehidupan Kampung Sawah selalu damai dan rukun meski masyarakat terdiri dari suku dan agama berbeda-beda. Menurutnya, mempertahankan kerukunan antar warga adalah sesuatu yang mudah sebab sudah mengakar menjadi nilai budaya dalam masyarakat.
"Nenek moyang kami sudah mengajarkan bagaimana hidup bertoleransi, menghargai satu sama lain, jadi kami sudah terbiasa hidup dalam perbedaan," jelas Ani.
Ani mengakui jika budaya tersebut tidak diteruskan, lambat laun akan musnah. Untuk itu, dia bersama orang tua Kampung Sawah senantiasa memberi contoh nyata pada anak-anak agar mereka terbiasa hidup di tengah perbedaan.
Selain memberikan contoh, selaku ketua RW, Ani rajin menyosialisasikan pada masyarakat agar tidak termakan berita hoaks yang bisa memecah-belah persatuan.
"Alhamdullilah, masyarakat sini tidak pernah termakan isu karena sudah memahami satu sama lain," imbuh Ani.
Dia juga memastikan, masyarakat tidak mudah terhasut dengan doktrin yang sesat, sebab Ani bersama Forum Umat Beragama selalu aktif mensosialisasikan dan melibatkan masyarakat untuk saling toleransi.
"Selama ini tidak ada doktrin atau sesuatu hal yang ganjil, tapi sebagai antisipasi, saya aktif di berbagai forum dan grup media sosial agar warga tidak mudah termakan berita hoaks atau ajaran sesat," tegas Ani.