Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-05 at 13.21.56.jpeg
Petugas terlihat membongkar puing-puing pondok pesantren Al-Khoziny yang ambruk. (Dok. BNPB)

Intinya sih...

  • Jumlah korban masih bisa bertambah

  • Tim SAR gabungan bekerja 24 jam

  • Prabowo pantau perkembangan tragedi Al-Khoziny

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Suara sirine ambulans meraung kencang membawa jenazah korban insiden runtuhnya gedung musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur sejak Minggu (5/10/2025) dini hari.

Musala yang sehari-hari menjadi tempat para santri menunaikan salat dan mengaji di kompleks pesantren, mendadak menjadi sumber duka sejak Senin (29/9/2025). Sudah sepekan peristiwa musala di Ponpes Al-Khoziny ambruk. Tim SAR gabungan terus berjuang membongkar puing-puing beton musala untuk mencari korban.

Di luar sana, orang tua dan keluarga para santri masih berharap anak-anaknya selamat dari reruntuhan puing-puing beton musala.

Terhitung mulai hari Minggu (5/10/2025) pukul 06.30 WIB sampai 12.00 WIB, Tim SAR gabungan menemukan 12 jenazah dan satu lagi bagian tubuh manusia, dari balik reruntuhan bangunan lantai empat musala milik salah satu pondok pesantren tertua di Jawa Timur itu.

Bagian tubuh jenazah itu menggenapi jumlah korban hasil pencarian Tim SAR gabungan hari ini menjadi 37 orang. Angka temuan itu sekaligus mengurangi jumlah korban yang dinyatakan hilang, dan masih dalam pencarian sebanyak 26 orang.

Jenazah paling banyak ditemukan di lantai satu sisi utara musala. Hampir 60 persen lebih reruntuhan dan puing berhasil diangkat dan dibersihkan.

“Yang paling banyak ditemukan ada di lantai satu,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, Minggu (5/10/2025).

1. Jumlah korban masih bisa bertambah

Petugas terlihat membongkar puing-puing pondok pesantren Al-Khoziny yang ambruk. (Dok. BNPB)

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan menjelaskan, jumlah korban belum dapat dipastikan keabsahannya. Angka pasti jumlah korban baru didapatkan dari daftar absensi santri yang dirilis oleh pesantren.

Menurutnya, angka itu masih sangat berpotensi mengalami kenaikan atau penurunan. Hasil pasti akan segera diketahui setelah seluruh beton maupun puing terangkat secara keseluruhan.

“Tapi ini kan data dari pihak pondok pesantren. Nanti itu akan terbukti akurat apabila seluruh pembersihan telah selesai dan mencapai titik tanah lantai dasar sebagai akhir dari pencarian kita,” kata Budi.

2. Tim SAR gabungan bekerja 24 jam

Sebanyak 11 jenazah kembali ditemukan dalam proses pencarian dan evakuasi korban ambruknya Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur hingga Minggu pagi (5/10/2025). (Dok. BNPB).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyatakan, memasuki hari ketujuh sejak awal kejadian, tim SAR gabungan terus bekerja selama 24 jam secara bergantian dalam interval waktu 3 jam sekali.

Beberapa personel sudah mulai butuh asupan stamina ekstra dan pelayanan khusus, sebab beberapa jenis gejala kesehatan seperti gatal-gatal mulai muncul.

Dinas Kesehatan menambah pelayanan ekstra dengan memberikan dukungan kesehatan bagi para personel SAR, baik berupa suplemen vitamin hingga penanganan gejala gatal-gatal yang mulai dialami beberapa personel.

"Dinkes juga memberikan layanan ekstra bagi tim SAR untuk menjaga staminanya selama proses hingga semua pekerjaan selesai," ujar dia.

3. Prabowo pantau perkembangan tragedi Al-Khoziny

dr. Aaron Franklyn Simatupang yang melakukan amputasi terhadap santri Pondok Pesantren Al Khoziny yang ambruk. (Dokumentasi TNI AD)

Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) RI, Prasetyo Hadi menyatakan, Presiden Prabowo Subianto memantau dan memerintahkan menteri untuk fokus memberi perhatian pada kasus ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Prasetyo menyebut, Prabowo meminta agar tragedi ambruknya musala Al-Khoziny menjadi bahan evaluasi dalam pembangunan pondok pesantren.

“Beliau memonitor terus, makanya Beliau kemudian memerintahkan kepada para menteri terkait dan gubernur dan wakil gubernur untuk memberikan perhatian,” kata Prasetyo di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025).

Editorial Team