IDN Times/Margith Juita Damanik
Permainan warga yang biasa dilakukan di pinggir Kalimalang itu bukan disebut panjat pinang, namun meniti pinang. Mungkin kalian baru mendengar istilah tersebut. Begitu pun juga saya.
Permainan ini unik. Kalau panjat pinang biasa dimainkan dengan cara memanjat bilah pinang yang ditancapkan vertikal menjulang tinggi ke atas, warga Kampung Melayu memainkannya dengan cara berbeda.
Satu batang pinang ditancapkan vertikal, tapi tidak terlalu tinggi. Puncaknya juga dihiasi dengan berbagai hadiah yang dapat diperebutkan. Namun, di tengah batang pinang terikat batang pinang lainnya berlumur oli. Batang itu diikat hingga menyentuh bagian pinggir sungai.
Kali ini Pinang tidak dipanjat tapi didaki. Lebih seru melihatnya ketika mengetahui permainan ini dimainkan secara individu bukan kelompok seperti panjat pinang pada umumnya.
Riuh sorak dan tepuk penonton bergantian dengan bunyi klakson kendaraan dari jalan raya yang mulai padat. Permainan itu sungguh membuat jantung deg-degan, karena apabila keselip, maka peserta permainan jatuh masuk ke sungai.
Namun, para peserta terlihat tidak mudah menyerah demi bisa mengambil hadiah di atas batang pohon pinang. Riuh tepuk tangan dan tawa bergantian terdengar di udara Kalimalang. Sorak penonton semakin menjadi-jadi ketika salah satu pemain berhasil mencapai puncak Pinang.
Omong-omong, dari cerita sejumlah warga, permainan ini ternyata hasil modifikasi. Semula panjat pinang dimainkan seperti permainan pada umumnya. Namun, pembangunan tol jalan Becakayu membuat permainan panjat pinang sulit direalisasikan.
Alih-alih berhenti membuat permainan itu, warga Cipinang Melayu justru memutar otak mencari cara agar permainan ini tetap dapat dipertandingkan. Caranya dengan membuat permainan meniti di atas batang pohon pinang.
IDN Times/Margith Juita Damanik
Raut wajah gembira bahagia tak bisa disembunyikan peserta. Padahal hadiah yang disediakan tergolong sederhana, mulai dari sangkar burung, ember, topi, tas, hingga sepeda. Menariknya para pemain yang ikut berpartisipasi tidak semua pemula, bahkan sebagian besar sudah punya rekam jejak ikut bertanding di tahun-tahun sebelumnya.
Alam misalnya, bocah 15 tahun warga Cipinang Melayu ini tahun lalu sudah mencoba mengikuti permainan meniti pinang untuk anak-anak. Namun, Alam belum berhasil mendapatkan hadiah dari perayaan tahun lalu.
"Tahun lalu gak dapet apa-apa," katanya tersipu malu. "Sekarang dapat ini," katanya dengan bangga menunjukan topi yang diraihnya dari usaha keras meniti pinang.
"Mainnya terakhir-terakhirnya gampang. Awal-awalnya licin," katanya bercerita.
Dengan polos Alam bercerita sesungguhnya ada hadiah lain yang ia incar.
"Saya pengen dapat kipas sama dispenser tapi udah keduluan orang," katanya.