Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
riaubook.com

Sebelum melancarkan aksinya, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Solo pada Selasa 5 Juli 2016, Nur Rohman sempat menuliskan sepucuk surat kepada istrinya. Dalam surat tersebut, Nur berpesan supaya istrinya rajin berdoa dan mengasuh kedua buah hatinya guna menjadi anak saleh.

Dilansir Liputan6.com, sejumlah barang bukti kasus bom bunuh diri ini dipaparkan dalam keterangan pers yang dipimpin langsung oleh Kepala Polda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Polisi Condro Kirono di Mapolresta Solo, salah satunya adalah sebuah surat wasiat. Melalui surat tulisan tangan tersebut Nur mengatakan tidak bisa lagi berkomuniasi lagi dengan istrinya.

Nur menjelaskan kenapa dia tidak bisa dihubungi atau menjalin komunikasi dengan istri. Namun tidak dijelaskan secara detail alasan Nur meninggalkan keluarganya. Berikut isi surat Nur tersebut.

"Assalamualaikum Wr. Wb, untuk sementara aku tidak bisa komunikasi. HP sudah tak buang (kubuang). Kowe sing sabar (kamu yang sabar), insya Allah, Allah bersama kita.

Ikhwan-ikhwan nanti akan membantumu. Tapi jangan mengharapkan bantuan ikhwan-ikhwan, kalau bisa mandiri. Untuk perkembangan nanti tak kabari.

Mungkin aku akan pergi dalam waktu yang lama. Jaga anak-anak, buat mereka jadi anak yang soleh.

Kalau ada yang tanya, bilang di Kalimantan ikut Iwan. Kalau ada yang datang, jawab saja gak tau apa-apa.

Serahkan kepengurusan RT kepada Pak Karno, bilang abi mengundurkan diri. Banyak berdoa saja, semoga jalanmu dipermudah Allah SWT.

Nanti aku hubungi lewat Facebookmu. Nomor telegram jangan diganti. Suatu saat hubungan lewat telegram. Sebelum itu aku nggak komunikasi.

Kalau ada apa-apa bilang sama Hamzah. Wassalamualaikum Wr Wb."

Itulah surat wasiat dari Nur, warga Sangkrah, Pasar Kliwon Solo sebelum meledakkan bom yang dibawanya hingga menewaskan dirinya dan melukai seorang petugas kepolisian. Sebelumnya, Nur telah menjadi buron Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri setelah lolos saat penyergapan di Bekasi akhir tahun lalu. Nur dikaitkan sebagai kaki tangan Bahrun Naim, otak bom Thamrin Jakarta pada Januari 2016. Bahrun dan Nur diduga kuat memiliki hubungan dengan ISIS di Suriah.

Jenazah pelaku bom bunuh diri sudah diambil pihak keluarga.

Jenazah pelaku bom bunuh diri di Mapolres Solo akhirnya diambil oleh pihak keluarga. Sebelumnya jenazah ini telah beberapa hari berada di kamar mayat RS Bhayangkara, Semarang, Jawa Tengah.

Jenazah pria berusia 31 tahun yang sudah masuk dalam peti ini dibawa keluarganya menggunakan mobil ambulans. Berbeda dengan pemulangan jenazah teroris lainnya yang dilakukan secara super ketat, pengamanan jenazah ‎Nur Rohman, yang tewas karena meledakkan diri sehari sebelum Lebaran, sangat terbuka. Bahkan mobil jenazah dengan nomor pelat L 9181 GA warna putih, hanya ditemani satu unit mobil lain yang mengangkut keluarga.

Jenazah bomber bunuh diri ini dibawa keluarganya ke rumah duka di Surakarta. Dalam pengambilan jenazah di kamar mayat RS Bhayangkara, hadir istri Nur Rohman, Siti Aminah, dan kuasa hukumnya, Muhammad Saifudin.

Terkait hasil autopsi korban dipastikan tewas akibat bom bunuh diri di Mapolres Solo. Kuasa hukum keluarga bomber Solo dari Tim Pengacara Muslim (TPM) Solo, Muhammad Saifudin mengungkapkan bahwa jenazah rencananya akan langsung dimakamkan hari ini di daerah Polokarto, Surakarta, Jawa Tengah.

Keluarga Nur Rohman meminta polisi mengembalikan barang-barang pelaku yang disita.

Jasad pelaku bom bunuh diri Polres Surakarta, Nur Rohman, telah diserahkan Polda Jawa Tengah kepada perwakilan pihak keluarga. Keluarga Nur Rohman melalui pengacaranya meminta polisi mengembalikan barang-barang pribadi yang disita. Di antaranya sejumlah uang, handphone, serta surat wasiat.

Hujan deras yang mengguyur Kota Bengawan, tadi malam tidak menyurutkan keinginan warga untuk melayat ke rumah duka. Nampak tidak ada penolakan dari warga terhadap pemakaman jenazah Nur Rohman ini.

Pada hari yang sama, sejumlah elemen masyarakat Kota Solo menggelar aksi damai di bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi. Mereka mengecam keras segala tindak terorisme dan radikalisme sekaligus menyampaikan pesan agar warga Kota Bengawan tidak takut dengan peristiwa bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta.

Editorial Team

EditorRizal