pexels.com/@ku3weddinghouse
Kevi, laki-laki kelahiran 1996, berpendapat sertifikasi pernikahan konsepnya terlalu berlebihan. Menurutnya, tes kesehatan adalah hal yang sudah cukup tanpa embel-embel sertifikasi pernikahan.
"Hanya dengan tes kesehatan saja (cukup) menurut aku, kalau untuk sertifikat kayaknya jadi makin berlebihan," tuturnya..
Kevi mengatakan, masyarakat pada umumnya yang ingin menikah seharusnya tanpa sertifikasi pernikahan pun harus paham makna dari pernikahan. Sebab, setiap keluarga memiliki cara tersendiri untuk menjalankan kehidupan berumah tangga, sehingga tidak bisa disamaratakan.
"Kan pasti sudah dewasa, pola pemikiran berubah, harusnya bisa ngontrol diri dan menjaga," ujar laki-laki yang berprofesi sebagai senior cook di sebuah restoran internasional itu.
Dia juga menambahkan, kehidupan pernikahan banyak berhubungan dengan ranah privasi. Sehingga, dia khawatir sertifikasi pernikahan bisa masuk sampai ke ranah privasi.
"Soalnya ini ada hubungannya sama privasi, takutnya pembahasan dan sertifikasi ini membuat tidak ada privasi," kata dia.