Jakarta, IDN Times – Riuh gemuruh air hujan tidak bisa meredam suara tangisan Zakiah. Air mata perempuan paruh baya ini terus mengucur deras saat memandang foto anaknya, Trio Fauqi Virdaus, yang memenuhi layar handphone.
“Trio…, mama kangen. Jujur saya masih ada yang ganjal, sampai sekarang anak saya tidak diakuin jika meninggal karena vaksin, akuin saja biar lega hati saya, sakit hati saya,” ujarnya sambil menyeka air mata saat berbicara dengan IDN Times di rumahnya di daerah Buaran, Jakarta Timur, Jumat (13/5/2022) petang.
Sudah satu tahun berlalu tepatnya 6 Mei 2021 lalu, Trio meninggal dunia satu hari setelah divaksinasi menggunakan AstraZeneca di Gelora Bung Karno, Jakarta. Selama ini, keluarga terus meminta pertanggungjawaban pemerintah, karena telah menutup mata kasus kematian Trio setelah divaksinasi. Kasus Trio kala itu sempat jadi sorotan, sebab jadi kasus kematian pertama yang diduga karena vaksin di DKI Jakarta.
“Sampai sekarang saya masih sakit hati, anak saya tidak diakui. Tadinya saya mendukung program vaksin, namun sekarang sampai kapan pun saya tidak mau divaksin, termasuk anak saya yang lain, saya sudah kehilangan Trio karena vaksin dan pemerintah hanya menutup mata,” ujarnya dengan suara serak.