Begitulah Mas Dhito menjawab pertanyaan mengenai caranya memangkas birokrasi pelaporan aduan dan aspirasi yang terlalu panjang itu.
Dari 16 kali agenda penyerapan aspirasi setahun belakangan ini, kurang lebih 288 aspirasi warga masuk langsung ke telinga Mas Dhito. 96 usulan tertulis bagi masyarakat yang belum dapat kesempatan menyampaikan aspirasinya juga masuk ke dalam catatan Mas Dhito untuk dicarikan solusinya.
Angka yang terbilang sedikit untuk menjaring keluhan masyarakat. Menurut Mas Dhito, Hal ini terjadi karena Kabupaten Kediri pada kuartal kedua tahun lalu mengalami lonjakan Covid-19. Sehingga membuat Bupati berusia 29 tahun ini meniadakan Jumat Ngopi tersebut.
Meski demikian, Mas Dhito tetap menyediakan lumbung penampung keluh kesah masyarakatnya lewat Aplikasi Halo Masbup dan akun instagram @dhitopramono.
Total 3.296 laporan masuk dalam kanal aduan Halo Masbup. Sedangkan 2.759 laporan atau setara 83,7 % sudah diselesaikan oleh Bupati berkacamata itu.
Kemudian, ribuan aduan juga masuk lewat Direct Massage (DM) Instagram dan komentar akun @dhitopramono.
Dengan gaya blusukannya, suami dari Eriani Annisa ini terlihat menyelesaikan berbagai masalah yang diadukan lewat Jumat Ngopi maupun kanal aduan yang disediakan.
Seperti yang ia lakukan saat menanggapi keluhan Ririn Triyani, warga Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar yang datang saat Jumat Ngopi pada 24 Desember 2021 lalu.
Ririn menceritakan keluhannya mengenai 2 bulan aliran air PDAM di desanya belum ada pembenahan. Dan membuat warga kekurangan pasokan air sehingga warga 6 desa di Kecamatan Ngancar terpaksa membeli air 150 ribu/tanki untuk satu minggu.
“Setelah ini (Jumat Ngopi) saya akan langsung cek ke lapangan, cek langsung sore ini,” jawab Mas Dhito pada Ririn.