Ilustrasi perawatan pasien COVID-19 (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Namun, hingga akhir 2020, kasus COVID-19 tak juga melandai di Indonesia. Hingga satu juta kasus kini mencapai di tanah air. Akhirnya, pemerintah membuat strategi baru dengan menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali sejak 11 Januari 2021 hingga 25 Januari 2021.
Tetapi, PPKM yang baru berjalan selama dua minggu itu sudah mendapatkan kritikan keras dari Jokowi. Ia menilai PPKM tidak efektif dan justru menjatuhkan ekonomi, sementara kasus positif tidak berkurang.
Sebab, saat PPKM diterapkan, pemerintah memang memperketat kembali jam operasional mal, aturan dine in di tempat makan juga diperketat, serta aturan batasan karyawan yang kerja di kantor juga dikurangi lebih banyak.
"Saya ingin menyampaikan mengenai yang berkaitan dengan PPKM, tanggal 11-25 Januari, kita harus ngomong apa adanya, ini tidak efektif," kata Jokowi dalam rapat terbatas yang diunggah akun Sekretariat Presiden di YouTube, Minggu (31/1/2021).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, esensi kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat yang diberlakukan di tengah pandemik saat ini ialah mengurangi atau bahkan mencegah terjadinya mobilitas masyarakat untuk menekan laju penularan COVID-19.
"Esensi dari PPKM ini kan membatasi mobilitas, tetapi yang saya lihat di implementasinya ini kita tidak tegas dan tidak konsisten," ujarnya. Oleh karena itu, menurutnya ketegasan dan konsistensi dari penerapan kebijakan tersebut sangat dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Tidak hanya itu, Jokowi juga menyebut gara-gara PPKM perekonomian menurun sedangkan angka COVID-19 pun malah terus meroket.
“Ada PPKM ekonomi turun. Sebetulnya enggak apa-apa asal Covid-nya turun, tapi ini enggak. Menurut saya, coba dilihat lagi, tolong betul-betul dikalkulasi, dihitung, supaya kita dapat sebuah formula," ujar Jokowi.
Jokowi menuturkan, hingga saat ini belum ada formula yang terbukti tepat dan efektif untuk menurunkan angka penyebaran COVID-19. “Negara lain enggak ada. Yang benar yang mana enggak ada, yang lockdown juga eksponensial," tambah Jokowi