Ilustrasi petugas medis (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Menurut Said, perbedaan ini menunjukkan, belum adanya perbaikan dalam tata kelola data meski pandemik sudah melanda setahun. Padahal, lanjut dia, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pernah berjanji untuk membenahi data COVID-19. Tidak hanya itu, data yang akurat dan transparan dibutuhkan sebagai dasar kebijakan.
“Data yang akurat dan transparan juga dibutuhkan masyarakat untuk memahami situasi pandemik dengan lebih baik. Jika pemerintah tidak melaporkan seluruh data COVID-19, termasuk angka kematian, kewaspadaan publik bisa menurun. Masyarakat akan berpikir COVID-19 sudah terkendali, padahal belum,” ucapnya.
Dia pun mendorong pemerintah memperbaiki data COVID-19 sekaligus mengingatkan publik untuk tetap waspada terhadap penyebaran COVID-19.
“Selain peningkatan tes, lacak, dan isolasi, perbaikan tata kelola data ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang belum dijalankan dengan baik setelah setahun pandemi ini,” ujarnya.