Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Setara Institute Ismail Hasani menyebut teror atas diskusi bertajuk "Pelengseran Presiden" di Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan alarm bagi demokrasi Indonesia. Meski pemerintah mengaku tidak terlibat pada teror tersebut, Ismail mengatakan, negara menjadi pihak yang diuntungkan jika langkah solutif tidak pernah dilakukan.
“Pemasungan kebebasan ini adalah bentuk penghancuran literasi dan ilmu pengetahuan yang berdampak terhadap kualitas demokrasi. Jika pemerintah tidak mengambil langkah solutif, pemerintah bisa dianggap menikmati seluruh tindakan persekusi dan koersif warga dalam berbagai peristiwa,” kata Ismail sebagaimana tertuang dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Selasa (2/6).