Ilustrasi jemaah di Masjidil Haram (IDN Times/Uni Lubis)
Mengutip Jabir yang marfu’kan, “Tidaklah orang yang berihram yang berqurban untuk Allah dan bertalbiyah hingga terbenam matahari melainkan matahari itu akan hilang bersama dosa-dosanya lalu ia kembali sebagaimana ketika dia dilahirkan ibunya.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dalam hadits lainnya dari Jabir, “Jika pada hari Arafah maka Allah akan turun ke langit dunia lalu berkata, 'Lihatlah kepada hamba-hambaKu yang tersengat matahari dan berdebu, bersaksilah kalian bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa mereka,', maka para malaikat berkata, 'Wahai Tuhan, sesungguhnya Fulan datang dalam keadaan berihram. maka Allah berkata, 'Aku telah memberikan ampunan kepada mereka." Ini dikeluarkan dalam kitab Syarhusunnah Al Baghawi.
Ampunan yang Allah berikan ini adalah bersifat umum, telah diriwayatkan oleh Abbas bin Mardas, “Sesungguhnya Nabi SAW berdoa untuk umatnya pada malam Arafah agar diberi ampunan, maka dijawab, “Sesungguhnya Aku telah memberi mereka ampunan kecuali kepada orang yang zalim, karena sesungguhnya Aku akan mengambil hak orang yang dizaliminya."
“Beliau bersabda, “Wahai Tuhan jika Engkau berkehendak, maka Engkau memberi kebaikan kepada orang yang dizalimi, lalu Engkau memberi ampun kepada orang yang menzalimi.”
Doa beliau itu, tidak dikabulkan, lalu ketika beliau berada di Muzdalifah, maka beliau mengulangi doanya itu, maka dikabulkanlah segala sesuatu yang telah beliau minta.
Maka tersenyumlah Rasulullah hingga Abu Bakar dan Umar bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ini adalah saat dimana Engkau tertawa, lalu apa yang menyebabkan engkau tertawa?”
Beliau menjawab, “Sesungguhnya iblis musuh Allah ketika ia mengetahui bahwa Allah telah mengabulkan doaku maka iblis itu berdoa untuk kecelakaan dan kutukan, dan kecemasan iblis itulah yang membuatku tertawa.” Ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah.