Singapura melayangkan protes terkait banyaknya sinar laser yang diduga ditembakkan dari Batam. Sinar tersebut menurut mereka, sangat mengganggu karena ditembakkan tepat di tubuh pesawat sehingga menganggu penerbangan. Manajemen Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, Dendi Gustinandar membenarkan adanya laporan dari otoritas Singapura terkait teror sinar laser tersebut.
Semua bermula dari laporan salah satu pilot maskapai penerbangan Silk Air yang akan mendarat di Singapura. Dia merasa terancam dengan adanya laser di malam hari tersebut. Sang pilot pun melaporkannya kejadian tersebut.
Aksi semacam ini ternyata tidak hanya sekali dua kali saja. Total sudah delapan kali insiden gangguan laser dilaporkan. Dendi mengaku sudah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memancarkan sinar laser ke pesawat. Sayangnya, imbauan tersebut masih tidak diindahkan oleh segelintir orang. Pemerintah setempat kemudian melakukan langkah tegas. Satuan polisi Pamong Praja Kota Batam memilih menertibkan para penjual laser penebar ancaman udara tersebut.