Pemerintah Kota Surabaya menanggapi serius adanya belasan ribu siswa kurang mampu di tingkat SMA/SMK yang tidak mendapat bantuan pendidikan. Asisten 1 Bidang Pemerintahan, Yayuk Eko Agustin mengatakan bahwa pemerintah Kota Surabaya telah bertindak sesuai aturan dan perundang.
"Sesuai UU No. 23 Tahun 2003 bahwa pengelolaan pendidikan dibagi sesuai dengan kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah. Sedangkan pendanaannya menjadi tanggung jawab bersama," ujarnya kepada wartawan, Senin (6/11) di Balai Kota.
Polemik ini sendiri bermula dari usulan DPRD Kota Surabaya. Parlemen meminta agar pemerintah kota menganggarkan dana Rp 28 miliar pada APBD 2018 untuk membantu 11.824 siswa SMA/SMK. Mereka adalah siswa kurang mampu yang tak mendapatkan jatah bantuan dari pemerintah provinsi. Padahal, biaya sekolah mereka seharusnya ditanggung oleh pemerintah provinsi.