Yogyakarta, IDN Times - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediyati Hariyadi atau Titiek meminta publik tidak berburuk sangka atas dugaan suap perizinan di kawasan hutan yang menyebabkan bencana di Sumatra. Hal itu ia sampaikan usai hadir dalam rangkaian peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025 di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (8/12/2025).
“Kita jangan suuzon,” ujar Titiek.
Soal Dugaan Suap Perizinan Pemicu Bencana Sumatra, Titiek: Jangan Suuzon

Intinya sih...
Panja alih fungsi lahan masih diproses
Kementerian LH sebut ada pembukaan lahan masif
Sebanyak 929 jiwa masih hilang
1. Panja alih fungsi lahan masih diproses
Titiek menyampaikan, Panitia Kerja (Panja) Alih Fungsi Lahan masih berproses di DPR. Untuk itu, dia berharap publik tak terburu-buru menyimpulkan.
“Panja kita semuanya kerja. Nanti tinggal ditunjuk aja salah satu wakil ketua siapa,” ujarnya.
2. Kementerian LH sebut ada pembukaan lahan masif
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyebut, hasil pantauan udara menunjukkan adanya pembukaan lahan masif yang memperbesar tekanan pada DAS.
“Dari overview helikopter, terlihat jelas aktivitas pembukaan lahan untuk PLTA, hutan tanaman industri, pertambangan, dan kebun sawit. Tekanan ini memicu turunnya material kayu dan erosi dalam jumlah besar. Kami akan terus memperluas pengawasan ke Batang Toru, Garoga, dan DAS lain di Sumatra Utara,” kata Rizal.
3. Sebanyak 929 jiwa masih hilang
Sebagaimana diketahui, jumlah korban bencana Sumatra masih terus bertambah. Hingga Minggu (7/12/2025), jumlah korban tewas telah mencapai 929 jiwa, sedangkan 274 masih hilang.
Kabupaten Agam mencatat jumlah korban meninggal tertinggi, yakni 122 jiwa. Wilayah lainnya yang terdampak parah adalah Tapanuli Selatan dengan 85 korban jiwa, diikuti Aceh Timur 57 jiwa, Pidie Jaya 47 jiwa, dan Bireuen 36 jiwa. Beberapa daerah lain seperti Aceh Tenggara, Langkat, Kota Subulussalam, dan Pasaman Barat juga mencatat puluhan korban jiwa.
Selain itu, BNPB mencatat korban yang mengalami luka-luka mencapai lebih dari 5 ribu jiwa.