Jakarta, IDN Times - Calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, terlihat geram ketika mengomentari dokumen yang diduga merupakan pakta integritas yang diteken oleh Penjabat (Pj) Bupati Sorong, Yan Piet Mosso, dan Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua Barat Brigjen TNI Tahan Sopian Parulian (TSP) Silaban.
Sebab, di dalam dokumen tersebut tertulis komitmen Yan Piet sebagai pembuat pakta, untuk memenangkan Ganjar Pranowo sebagai presiden di Pemilu 2024 di Kabupaten Sorong. Kontribusi suara yang harus didapatkan yakni minimal 60 persen + 1.
Dokumen pakta integritas itu diduga menjadi salah satu dokumen yang ditemukan ketika penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi senyap terhadap Yan, pada Senin lalu.
"Itulah contoh (perbuatan) yang menurunkan kepercayaan rakyat kepada negara, ketika aparat negara tidak lagi bisa bersikap netral. Kemudian yang jadi korban adalah lembaga negara. Kalau itu bagi pribadi-pribadi yang punya aspirasi pribadi, jangan gunakan negara," ujar Anies di Bogor, Sabtu (18/11/2023).
"Bila Anda memiliki aspirasi pribadi, silakan keluar (dari posisi pejabat) negara. Mundur dari negara! Tapi, kalau Anda menggunakan negara untuk kepentingan dan aspirasi pribadi, maka Anda telah merendahkan derajat negara," tutur dia lagi.
Sebab, bila sikap dan perilaku itu tetap dipertahankan, maka publik akan semakin tidak percaya kepada pemerintah dan instansi negara. Ia pun tidak mempermasalahkan bila masing-masing individu memiliki aspirasi untuk mendukung paslon tertentu. Asal tidak menggunakan fasilitas negara.