Jakarta, IDN Times - Beberapa kasus kekerasan seksual naik ke permukaan karena dibagikan oleh korbannya melalui kanal media sosial. Fenomena ini kerap disebut dengan istilah “spill the tea”.
Kekuatan media sosial yang menjangkau banyak orang dengan waktu cepat membuat kasus kekerasan seksual lebih banyak dibagikan di sana. Aktivis dan juga penulis, Kalis Mardiasih, mengungkapkan spill the tea disarankan tak dilakukan oleh korban kekerasan seksual.
“Karena risikonya justru akan semakin berat, korban semakin distigma, disalahkan, timbul trauma baru hingga risiko ancaman yang lebih besar,” kata dia dalam talkshow daring yang bertajuk “Esa Hilang Dua Terbilang: Menguji Kolaborasi Payung Hukum Penanganan Kasus Kekerasan Seksual di Indonesia” dilansir Sabtu (28/5/2022).