Interkoneksi MRT Jakarta dengan sejumlah properti di Jakarta. (IDN Times/Amir Faisol)
Gunawan mengatakan, saat ini PT MRT Jakarta telah menerima sebanyak 51 pengembangan interkoneksi antara gedung-gedung milik perusahaan swasta dengan stasiun MRT. Dia mengatakan, pengembangan 51 interkoneksi ini tersebar di sepanjang jalur MRT fase satu.
Salah satu contoh proyek interkoneksi yang sedang berjalan saat ini adalah pembangunan terowongan di Menara UOB ke Stasiun MRT Dukuh Atas yang saat ini sudah mulai tahapan konstruksi.
“Memang sudah ada beberapa yang masuk ke kami untuk melakukan MoU (menghubungkan gedung dengan stasiun MRT) dan sudah ada yang jadi juga,” kata dia.
Selain itu, salah satu interkoneksi yang sudah terbangun di kawasan Lebak Bulus adalah pembangunan Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) yang menghubungkan stasiun MRT dengan Poins Square. Pembangunan JPM ini dilakukan oleh PT Intiland dan dikelola oleh PT MRT Jakarta.
“Seperti JPM lebak bulus yang dibangun Intiland karena di sana mesti ada sumber pendapatan untuk security, kebersihan, maintenance juga,” kata dia.
Chief Business Development , PT Inti Menara Jaya, Permadi Indra Yoga, mengatakan perusahaannya sangat antusias untuk terlibat dalam pengembangan kawasan TOD bersama dengan MRT.
Yoga mengatakan, beberapa proyek perusahaannya sangat dekat dengan jalur MRT. Oleh karena itu, sejak adanya peletakan batu pertama atau groundbreaking pada tahun 2013 silam, pihaknya sudah memproyeksikan akan ikut terlibat dalam pengembangan TOD dengan MRT.
“Kita berpikir bahwa semakin padatnya kota, semakin jalan terbatas, jumlah kendaraan meningkat, itu akan membutuhkan public transportation yang andal,” kata dia.
Yoga mengatakan, saat ini keberadaan Poins Square menjadi spesial karena dekat dengan kawasan MRT Jakarta.
Dengan demikian, pihaknya menyambut baik ketika mendapatkan kesempatan untuk menghubungkan stasiun MRT dengan propertinya. Menurutnya, ada dua hal yang sangat penting untuk membangun sebuah properti, yaitu lokasi dan aksesibilitas.
“Jadi kita berpikiran, ya, dari sisi strateginya bahwa dengan meningkatnya transportasi umum otomatis akan diikuti dengan peningkatan konektivitas,” kata dia.
Yoga mengatakan, adanya konektivitas yang baik di kawasan TOD akan menimbulkan efisiensi waktu bagi seluruh pengunjung. Selain itu, konektivitas juga akan meningkatkan produktivitas para pengunjung.
“Kita berharap dengan aksesnya MRT akan memudahkan dari sisi kenyamanan dan ketepatan waktu daripada kita punya customer nanti,” kata dia.
“Jadi sudah otomatis dengan adanya konektivitas yang baik di kawasan TOD akan menimbulkan efisiensi waktu yang akan dimanfaatkan oleh kita punya customer,” sambungnya.
Selain itu, kata dia, konektivitas ini juga pelan-pelan dapat mendorong pengalihan perilaku warga dengan beralih dari pengguna angkutan pribadi angkutan publik.
“Saya pikir ke depan, kita akan menyongsong satu era di mana ada shifting perilaku dari warga ke satu era dimana menggunakan public transportation sebagai core-nya,” kata dia.
“Di South Quarter itu kita menampung 12.000 karyawan office di sana. Jadi kebayang kan kalau 40 persennya shifting, tadinya pakai kendaraan pribadi ke kendaraan umum karena kenyamanan tadi, itu sudah membantu banyak dalam membuat kota ini bisa lebih baik lebih bersih,” kata dia.