Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo dijadwalkan akan bertemu dengan mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (6/10/2023). Namun, hingga sore ini belum ada jadwal yang muncul Jokowi menemui Syahrul.
Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, mengatakan jadwal Jokowi sejak pagi hingga sore ini cukup padat.
"Pagi tadi ada beberapa rapat internal yang diselenggarakan. Begitu pula pada siang dan sore hari, ada rapat tentang TPA. Jadi sampai sore ini belum ada jadwal untuk menerima Pak SYL," ujar Ari kepada media di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat hari ini.
Ari pun memastikan tidak ada kunjungan mendadak dari Syahrul. Ia juga menyebut masih belum dapat memberikan konfirmasi bakal diterima langsung oleh mantan Gubernur DKI Jakarta.
"Lagi pula Bapak Presiden semalam sudah menerima surat pengunduran diri dari Pak SYL, dan pada pagi ini Bapak Presiden juga sudah membuat keputusan tentang pemberhentian Menteri Pertanian dan penunjukkan Plt Menteri Pertanian," tutur dia.
Di sisi lain, muncul pertanyaan di benak publik, untuk apa Jokowi masih bersedia menerima Syahrul Yasin Limpo. Sebab, status hukumnya sudah naik menjadi tersangka.
Hal itu diungkap lewat surat yang dikirimkan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Presiden Jokowi. Dalam surat itu, tertulis Syahrul sudah berstatus sebagai tersangka sejak 26 September 2023. Surat yang sama kemudian ditayangkan dalam program Rosi di Kompas TV pada Kamis malam (5/10/2023).
Apakah masih perlu Jokowi menerima salam perpisahan dari Syahrul Yasin Limpo?