Suharso Monoarfa (IDN Times/Fitang Budi)
Ketua Umum PPP Suharso Monarfa sebelumnya menjadi sorotan usai pidatonya menyebut ‘amplop kiai’ dalam sebuah acara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pidato Suharso disebut menyindir kelompok Islam, terutama ulama dan kiai.
Direktur Eksekutif Centre for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS), Sholeh Basyari, menilai konflik di internal PPP merupakan lagu lama. Kekisruhan itu terjadi karena ada beberapa pihak yang ingin kepemimpinan Suharso berganti.
“Alasannya bermacam-macam. Ada yang memang ingin PPP berbenah, ada yang terkait capres dan ada juga orang-orang yang terbuang di kepengurusan. Jadi semua ini menyatu dan bergabung,” ujar dia kepada IDN Times, Jumat, 2 September 2022.
Menurut Sholeh kisruh ‘amplop kiai’ ini dibuat menjadi masalah politis, untuk menurunkan pamor Suharso di PPP. Pihak-pihak yang bersebrangan dengan Suharso, kata dia, mencoba menggunakan momentum ini untuk menurunkan Suharso. Namun, belum jelas siapa pihak yang bersebrangan dengan Suharso di internal PPP.
Sholeh menyarankan kepada Suharso dan elite-elite PPP yang masih solid, untuk membangun komunikasi yang intensif dengan DPW dan DPC. Termasuk untuk meminta para DPW dan DPC untuk ikut meredam gejolak, yang timbul akibat isu amplop kiai itu.
"Supaya jangan ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan politik. Suharso rapatkan barisan, sekalian seluruh DPW dan DPC itu datangi para kiai guna meminta maaf. Saya rasa selesai itu, karena menurut saya bagi para kiai dan santri-santri itu permintaan maaf yang tulus sudah cukup," katanya.