Gubernur DIY, Sri Sultan HB saat membuka PBTY tahun 2019.(Humas Pemda DIY)
Dalam sambutannya, Sultan mengatakan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta menjadi peristirahatan sejenak untuk merenungkan kembali bagaimana membangun semangat ke-Indonesian yang kini sedang terlanda oleh hawa panas politik nasional yang berpotensi menjadi disintegrasi sosial.
"Jika budaya adalah ciri suatu bangsa dan ciri itu diperoleh dari lewat proses belajar dan interaksi, maka proses-proses itu adalah proses integratif dalam hidup yang penuh toleransi," katanya.
Raja Keraton Yogyakarta itu menyatakan bangsa Tionghoa datang ke Nusantara berabad-abad yang lalu dari Fujian, Tiongkok Selatan dan telah berakulturasi menjadi bangsa Indonesia.
"Proses akulturasi itu menghasilkan berbagai ragam bahasa, masakan, kesenian, hasil karya unik dan diakui khas daerah selain memperkaya bahasa lokal dari serapan bahasa China," ucapnya.