Terlepas dari kepercayaan masyarakat dan alasan menjalaninya, prosedur sunat wanita tidak aman — bahkan ketika sunat dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan terlatih di lingkungan steril.
Medikalisasi sunat perempuan hanya memberikan jaminan keamanan palsu dan tidak ada pembenaran medis untuk melakukan hal ini.
Mutilasi genital perempuan memiliki implikasi serius bagi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.
Tingkat keseriusan dampak dari sunat wanita akan bergantung pada sejumlah faktor, termasuk jenis prosedur, keahlian dari praktisi, kondisi lingkungan (kesterilan dan keamanan tempat praktik dan peralatan yang digunakan), dan tingkat perlawanan dan kesehatan umum dari masing-masing individu yang menerima prosedur tersebut.
Komplikasi dapat timbul pada semua jenis mutilasi genital, namun yang paling berbahaya adalah infibulasi, alias sunat wanita tipe 3.1.
1. Komplikasi yang mungkin menyebabkan kematian
Komplikasi langsung termasuk nyeri kronis, syok, perdarahan, tetanus atau infeksi, retensi urin, ulserasi (luka terbuka yang sulit sembuh) pada area kelamin dan kerusakan pada jaringan di sekitarnya, infeksi luka, infeksi kandung kemih, demam tinggi, dan sepsis. Pendarahan hebat dan infeksi bisa menjadi sangat serius untuk menyebabkan kematian.
2. Kesulitan untuk hamil atau komplikasi saat melahirkan
Beberapa wanita yang menerima prosedur sunat perempuan mungkin akan kesulitan untuk hamil, dan mereka yang bisa hamil dapat mengalami komplikasi saat melahirkan. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa, dibanding wanita yang tidak pernah menjalani prosedur sunat wanita, mereka yang menerima prosedur ini menghadapi peluang yang lebih besar untuk membutuhkan prosedur operasi caesar, episiotomy, dan masa rawat inap di rumah sakit yang lebih panjang, serta pendarahan pasca-persalinan.
Perkiraan terbaru dari WHO, UNICEF, UNFPA, Bank Dunia, dan UNDP melaporkan bahwa di sejumlah negara dengan tingkat kejadian sunat wanita tertinggi di dunia juga memiliki rasio kematian ibu yang tinggi, dan tingginya jumlah kematian ibu.
3. Kematian bayi saat dilahirkan
Wanita yang menjalani prosedur infibulasi lebih mungkin untuk menjalani proses persalinan yang lebih lama dan penuh hambatan, kadang menyebabkan kematian bayi dan fistula obstetri. Janin dari ibu yang pernah mengalami mutilasi genital memiliki peningkatan risiko yang signifikan terhadap kematian saat lahir.
4. Konsekuensi jangka panjang
Konsekuensi jangka panjang termasuk anemia, pembentukan kista dan abses (benjolan bernanah akibat infeksi bakteri), pembentukan jaringan parut keloid, kerusakan pada uretra yang berakibat pada inkontinesi urin berkepanjangan, dyspareunia (hubungan seksual yang menyakitkan), disfungsi seks, peningkatan risiko terhadap penularan HIV, dan juga efek psikologis lainnya.
5. Trauma psikis
Anak yang menerima prosedur sunat wanita di usia yang sudah cukup besar dapat mengalami trauma yang menyebabkan sejumlah masalah emosional dalam hidupnya, termasuk:
- Depresi
- Kecemasan
- Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), atau bayangan reka ulang terhadap pengalaman tersebut yang berkepanjangan
- Gangguan tidur dan mimpi buruk
Stres psikologis dari pengalaman tersebut mungkin akan memicu gangguan perilaku pada anak-anak, yang berhubungan erat dengan hilangnya kepercayaan dan insting kasih sayang terhadap pengasuhnya.