Jakarta, IDN Times - Persaingan tokoh-tokoh politik untuk bersaing dalam pilpres 2024 sudah mulai mengerucut ke dua nama saja yaitu mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Itu lah salah satu temuan menarik yang keluar dari rilis survei nasional Charta Politika pada Selasa, (29/11/2022) secara virtual.
Survei dilakukan dengan melibatkan 1.220 responden di seluruh Indonesia. Proses survei dilakukan dengan wawancara tatap muka pada periode 4-12 November 2022 lalu. Responden dipilih dengan menggunakan multistage random sampling dan tingkat kekeliruan survei mencapai 2,83 persen.
Dari 10 nama tokoh politik yang disodorkan oleh Charta Politika, sosok yang paling banyak dipilih oleh responden adalah Ganjar yakni 32,6 persen. Sementara, di bawahnya terhadap Anies dengan 23,1 persen dan Prabowo Subianto dengan 22 persen responden.
Di sisi lain, kolega Ganjar di PDI Perjuangan yakni Puan Maharani hanya memiliki tingkat elektabilitas 1,6 persen. Direktur eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan dari hasil survei ini sudah mulai terbentuk satu pola.
"Pertarungan ini memang dari sisi tren atau dari sisi kros tabulasi wilayah atau penguasaan wilayah, cenderung akan mengerucut bukan lagi berbicara tiga nama. Spekulasi saya ini akan mengerucut kepada nama Ganjar dan Anies," ungkap Yunarto ketika memaparkan hasil survei dan dikutip dari YouTube Charta Politika pada Rabu, (30/11/2022).
Ia menjelaskan nama-nama itu semakin mengerucut ke Ganjar dan Anies lantaran bila melihat data sebaran wilayah yang semula hanya tiga nama, tetapi hasil survei terbaru mengerucut ke dua nama saja. "Kenapa? Menurut saya simple. Saya sulit membayangkan pertarungan 2024 tidak lepas dari pertarungan dua pemilu sebelumnya yang menyebabkan ada polarisasi di skala tertentu," tutur dia.
Selain itu, kata Yunarto, sosok Ganjar sudah melekat di benak publik sebagai individu yang akan meneruskan kepemimpinan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Sedangkan, tokoh yang dianggap antitesa dari Jokowi adalah Anies Baswedan.
Lalu, mengapa publik memilih Ganjar dan Anies? Bagaimana pula tren elektabilitas Prabowo menurut hasil survei Charta Politika?