Survei Populix: Gen Z Netral Jelang Pemilu, Milenial Pragmatis-Skeptis

Jakarta, IDN Times - Studi Populix berjudul “Expectations of Young Voters in 2024 Indonesian Presidential Election” menemukan perbedaan aspirasi antara gen-z dan milenial yang signifikan menjelang Pemilu 2024.
Gen-z cenderung berharap tinggi pada pemimpin yang terpilih. Sementara milenial cenderung lebih skeptis terhadap rekam jejak kandidat.
Studi ini mengungkapkan bahwa aspirasi pemilih milenial atau yang berusia 27-39 tahun cenderung lebih realistis dibandingkan gen-z.
“Sebagai pemegang suara yang kritis, keduanya mengharapkan pemimpin dengan integritas, visi jelas, dan kemampuan memecahkan masalah,” jelas Head of Social Research Populix, Vivi Zabkie, dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (26/1/2024).
1. Perbedaan aspirasi antara generasi z dan milenial
Gen-z dengan rentang usia 17-26 tahun dikategorikan sebagai pemilih independen dan penuh pengharapan. Pemilih gen-z rata-rata pertama kali mengikuti pemilu sehingga memiliki ekspektasi tinggi terhadap calon pemimpin. Gen-Z juga tidak suka berafiliasi dengan organisasi politik tertentu.
Golongan first voters ini memiliki pandangan bahwa pemimpin ideal adalah seseorang yang netral, pro-rakyat, dan perintis terobosan baru. Aspirasi mereka mengedepankan pemimpin yang dapat membawa perubahan positif dan berdampak terhadap kaum pemuda.
Di lain sisi, milenial yang berusia 27-39 tahun cenderung memiliki pemikiran yang pragmatis dan skeptis, sehingga generasi ini lebih detail dalam memeriksa rekam jejak kandidat. Milenial juga banyak mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing paslon.
Menurut generasi usia pertengahan ini, pemimpin ideal adalah seseorang yang mampu memajukan ekonomi dengan memberikan jaminan kesejahteraan kepada masyarakat.