Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perempuan harus diikut sertakan dalam meningkatkan toleransi di Indonesia.
“Potensi dan kontribusi dari perempuan dalam perdamaian, sejak dulu, sering kali diabaikan. Oleh karena itu, sekarang inilah saatnya membuka potensi perempuan sebagai agen perdamaian,” demikian pernyataan Sabine Machl, UN Women Representative, dalam keterangan pers yang sama.
Penelitian ini menemukan bahwa perempuan bisa dan harus menjadi aktor strategis dalam upaya berbagai pihak untuk menguatkan toleransi dan perdamaian. Oleh karena itu, salah satu poin rekomendasi yang diajukan sebagai hasil dari penelitian ini adalah agar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak perlu meningkatkan upaya-upaya pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan di institusi-institusi Kementerian/Lembaga, organisasi keagamaan, dan komunitas-komunitas sosial kemasyarakatan.
Hasil penelitian ini juga menjadi salah satu bagian dari Festival Toleransi Rakyat yang berlangsung selama tiga hari pada pekan lalu.
Festival dengan tema Perempuan Berdaya, Komunitas Damai ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara para pemangku kepentingan, masyarakat desa dan kota, serta pemerintah dalam menguatkan kerja sama sosial, pembangunan demokrasi, dan toleransi. —Rappler.com