Al-Quran ini hanya dibuka dan digunakan di bulan Ramadan atau peringatan hari besar Islam lainnya. Biasanya ada 7 jamaah yang membacanya secara bergantian. Saat tadarus berlangsung, pembaca utama akan duduk di kursi yang telah disediakan. Kursi ini berada tepat di depan Al-Quran ini. Dua orang lainnya mengambil posisi di sisi kanan dan kiri yang bertugas untuk membantu pembaca utama membuka lembaran Al-Quran. Hal ini dilakukan agar Al-Quran tidak sobek dan tetap terawat. Jamaah sisanya duduk di lantai yang berdekatan dengan Al-Quran untuk menyimak.
Tentunya Al-Quran ini dibuat bukan untuk mencari sensasi. Melainkan sebagai motivasi agar masyarakat sekitar lebih bersemangat saat melakukan tadarus. Selain itu, bisa memudahkan para orang tua yang telah memiliki penglihatan kurang normal. Banyak juga orang dari luar Banyuwangi yang datang ke Masjid Baiturrahman untuk menyaksikan Al-Quran raksasa ini.