Jakarta, IDN Times - Koalisi masyarakat sipil mendesak Presiden Joko "Jokowi" Widodo agar segera mencopot Yasonna Laoly dari posisinya sebagai Menteri Hukum dan HAM. Menurut mereka, Yasonna telah berupaya menghalang-halangi tugas komisi antirasuah agar bisa menangkap buronan Harun Masiku. Harun yang merupakan kader PDI Perjuangan kini menjadi nama yang paling hangat dibicarakan di ruang publik.
Ia sudah buron sejak tanggal (8/1) lalu karena diduga terlibat dalam suap terhadap eks komisioner KPU, Wahyu Setiawan. Orang tersebut belum berhasil ditangkap KPK. Padahal, komisi antirasuah sudah memasukan namanya ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Lantaran tidak juga tertangkap, spekulasi mulai menyebut Harun kini sudah tewas.
"Yasonna telah melakukan distorsi informasi dengan memberikan informasi sesat ke publik bahwa Harun Masiku masih berada di Singapura sejak tanggal 6 Januari dan belum kembali ke Tanah Air," kata peneliti organisasi Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana melalui keterangan tertulis pada Kamis (30/1).
Belakangan, direktorat jenderal imigrasi meralat pernyataannya dan menyebut Harun sudah kembali ke Tanah Air sejak tanggal 7 Januari. Hal itu sekaligus membenarkan laporan Majalah dan Koran Tempo yang sudah bolak-balik menyebut informasi tersebut.
Oleh sebab itu, koalisi masyarakat sipil menduga ada upaya untuk sengaja agar Harun tidak ditemukan. Sebab, bila ia tertangkap atau menyerahkan diri, maka ia akan menyebut dari mana sumber uang untuk menyuap Wahyu.
Lalu, apa komentar Yasonna yang disebut sengaja cuci tangan dengan mencopot Dirjen Imigrasi, Ronny Frankie Sompie?