Sulawesi Selatan, IDN Times - Meski mata Nursalim tidak melihat, namun tangannya mampu berbuat banyak. Sudah hampir 35 tahun Nursalim mengais rupiah dengan tangannya yang terlatih. Pijat Nursalim begitu panggilannya.
Ketika lahir, Nursalim bisa melihat tetapi pada usia 4 tahun, dia mengalami panas tinggi hingga membuat matanya buta. Itu cerita dari orangtuanya.
Namun buta tak membuat Nursalim patah semangat. Pada 1987 dia merantau ke Malang tinggal bersama adiknya. Di Pulau Jawa itu, dia memulai profesi sebagai tukang pijat, hingga akhirnya pulang ke Selayar pada 2016.
"Dulu saya merantau ke Jawa dan ikut pelatihan dari Dinsos Malang, tapi harus pulang kampung ke Kepulauan Selayar untuk menemani adik saya, karena orang tua sudah meninggal," ujar Nursalim disela-sela penyerahan bantuan sosial dari Kemensos di Kepulauan Selayar, Sulawesi Utara, Selasa (9/9/2024).