Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Koalisi Masyarakat Antikorupsi meruwat Gedung KPK pada Jumat (28/5/2021). (IDN Times/Aryodamar)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Mohamad Sohibul Iman, menganggap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah berada di titik nadir dengan kewenangan yang dimiliki. Ia melihat KPK sudah tidak lagi sama seperti dulu.

Sohibul menduga tes wawasan kebangsaan (TWK) yang menyebabkan tidak lolosnya 75 pegawai KPK dalam peralihan menjadi aparatur sipil negara (ASN) bermuatan politis.

“Pada dasarnya KPK sekarang berada di titik nadir yang kewenangannya, sudah tidak extra ordinary, kemudian orang yang berintegritas dibenturkan dengan permasalahan kebangsaan, dianggap sebagai taliban, tidak mempunyai komitmen kebangsaan yang baik, tidak memiliki pengetahuan kebangsaan yang baik, ini cara-cara mematikan, sangat memilukan,” ungkap Sohibul dalam acara 'AHer-MSI Talks', Sabtu (29/5/2021).

Diketahui, dari 75 pegawai KPK yang tak lulus TWK, sebanyak 51 orang di antaranya akan diberhentikan karena disebut sudah tidak bisa diselamatkan. Sedangkan, 24 orang pegawai lainnya akan dites ulang. 

1. Sohibul pertanyakan nasionalisme yang dibangun

Koalisi Masyarakat Antikorupsi meruwat Gedung KPK pada Jumat (28/5/2021). (IDN Times/Aryodamar)

Dia mempertanyakan nasionalisme seperti apa yang hendak dibangun di tubuh KPK. Sebab, Sohibul mengatakan, sesorang yang berintegritas malah tidak dianggap nasionalisme dan disingkirkan.

"Yang kita inginkan nasionalisme yang berintegritas dan profesional, kalau seperti ini kita ingin membangun nasionalisme yang koruptif, tidak apa-apa korupsi yang penting teriak saya Pancasila,” tegasnya.

2. Jokowi dinilai hanya lip service, kenyataan di lapangan berbeda

Editorial Team

Tonton lebih seru di