Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi APD (IDN Times/Candra Irawan)
Ilustrasi APD (IDN Times/Candra Irawan)

Jakarta, IDN Times - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, kecewa dengan pejabat yang menyebut angka kematian di Indonesia akibat virus corona tidak lebih besar dibanding negara lain.

"Para pejabat pemerintahan tidak boleh bermain-main atau menganggap sepele pandemi di Indonesia," ujar dia ketika dihubungi oleh IDN Times, Kamis (16/4).

1. Laporan yang ditampilkan secara nasional adalah data lama

Ilustrasi rapid test. ANTARA FOTO/Jojon

Menurut dia laporan yang diberikan pemerintah saat ini adalah laporan lama, bukan laporan baru. Karena hasil pemeriksaan di laboratorium memerlukan waktu sekitar 5 hari. Angka itulah yang ditampilkan.

"Yang sebagian besar meninggal dan belum sempat diperiksa atau hasil yang belum keluar itu banyak," kata Pandu.

2. Membaca informasi soal COVID-19 harus hati-hati

Ilustrasi ruang isolasi. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Pandu meminta supaya informasi terkait data kematian pasien positif COVID-19 bisa dipublikasikan dengan tepat. "Membaca data itu harus hati-hati," kata dia.

Salah satunya adalah dengan cara menyampaikan data dengan melengkapi keterangan kapan data dan di mana data ini tersebut diambil.

3. Angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia 4,25 kali lipat lebih banyak

Tenaga medis di RSPP (Dok. Humas RSPP)

Pandu menjelaskan bahwa pihaknya telah membuat pemodelan perkiraan angka kematian karena COVID-19. Pemodelan ini menunjukkan angka kematian pada awal April dengan faktor koreksi angka kematian sebesar 4,25.

Artinya angka kematian yang benar dan valid adalah 4,25 kali lipat lebih banyak dari dipublikasikan setiap harinya.

4. Luhut bingung angka meninggal Kasus COVID-19 tidak sampai 500 orang

Dok. Humas Polda Jateng

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan data kasus COVID-19 di Indonesia membingungkan.

"Buat saya tanda tanya jumlah meninggal itu gak sampai 500 (orang). Padahal jumlah penduduk 270 juta. Infected 4 ribuan lebih. Katakan itu kali 10 itu 50 ribu," kata dia dalam video conference, Selasa (14/4).

"Amerika yang negaranya sebesar kita beda beberapa juta penduduk, yang meninggal 22 ribu, yang infected hampir 560 ribu orang," tambahnya.

Editorial Team