Salah satu warga Marawi yang diwawancara CNN mengatakan bahwa para militan memasuki kota tersebut pada 24 Mei dengan memakai penutup wajah dan membawa senjata. Warga pun ketakutan dan bersembunyi di dalam rumah.
Presiden Duterte pun menetapkan darurat militer yang masih berlaku hingga saat ini. Militer Filipina sendiri dikabarkan tengah mengejar pria bernama Isnilon Hapilon. Ia adalah teroris yang didukung ISIS untuk menjadi emir atau pemimpin ISIS di Asia Tenggara. Dikutip dari The Guardian, Hapilon berada dalam daftar pencarian orang FBI dengan hadiah lebih dari Rp 66 miliar bagi siapapun yang berhasil menangkapnya. Wilayah Filipina bagian selatan, yakni Mindanao, memang bermasalah dengan keberadaan kelompok Abu Sayyaf dan Maute yang telah menyatakan sumpah kesetiaan kepada ISIS.
Wiranto pun menegaskan bahwa pemerintah Indonesia mendukung langkah Duterte untuk menumpas ideologi ekstrem yang bermuara pada terorisme, termasuk juga para pelakunya. "Kita dukung sepenuhnya pihak Filipina untuk segera melakukan satu serangan sistematis untuk memperkecil kemungkinan basis ISIS di Filipina Selatan itu," kata Wiranto.