Jakarta, IDN Times - Jelang agenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, representasi perempuan kembali disorot. Baik dari calon kepala daerah perempuan maupun pemilih perempuan.
Plt. Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Titi Eko Rahayu mengakui minimnya partisipasi politik perempuan untuk maju dalam ajang kontestasi politik. Hal ini dikhawatirkan dapat kecilkan kekuatan perempuan untuk majukan bangsa, khususnya dalam bidang politik.
“Perempuan yang maju dalam bursa Pilkada, masih banyak yang dipertanyakan kemampuannya. Selain itu, perempuan juga masih saja mendapat stereotip sebagai orang yang tak pantas memimpin. Keadaan diperburuk dengan karakteristik sistem politik Indonesia didominasi budaya patriarki, yang memandang perempuan sebagai sosok lemah dan tidak bermanfaat," kata dia dalam media talk di KemenPPPA, dilansir Selasa (10/9/2024).