Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
TBM.jpg
Konstruksi dan TBM fase 2A (Dok. MRT)

Intinya sih...

  • MRT Fase 2 menggunakan teknologi box jacking untuk membangun terowongan bawah tanah di area strategis Jakarta, tanpa mengganggu aktivitas di atasnya.

  • TBM (Tunnel Boring Machine) digunakan untuk menggali terowongan sepanjang 1.180 meter dari Harmoni ke Mangga Besar tanpa kebisingan dan risiko minimal terhadap bangunan cagar budaya di atasnya.

  • Proyek MRT Fase 2A ditargetkan beroperasi pada Desember 2027 dengan progres fisik mencapai hampir 50 persen, menunjukkan kemajuan dalam pembangunan transportasi publik yang modern dan canggih.

Jakarta, IDN Times- Jalan Medan Merdeka Barat adalah nadi Jakarta yang tak boleh tersumbat. Ribuan kendaraan melintas. Dari kendaraan dinas, para pekerja, hingga iring-iringan pejabat bahkan presiden. Di sisi kirinya, berdiri megah Istana Negara jantung pemerintahan republik. Di jalan inilah, kesibukan tak pernah mengenal jeda.

Tapi siapa sangka, tepat di bawah aspal jalan itu, ada proyek raksasa yang berjalan nyaris tanpa disadari yakni pembangunan terowongan MRT Jakarta Fase 2A. Bukan di pinggiran kota, tapi tepat di bawah kawasan paling sensitif di negeri ini.

Pemerintah menegaskan satu hal, jalan protokol tidak boleh ditutup karena berada di area strategis

"Area gedung-gedung VVIP yang sensitif, kita melewati kawasan Ring Satu, itu Istana Negara, dan juga kita melewati kawasan yang bangunan bersejarah,” ujar Direktur Konstruksi MRT Jakarta, Weni Maulina dalam pemaparannya Media Fellowship Program di Wisma Nusantara, Kamis (18/7/2025).

Lalu, bagaimana MRT membangun jalur bawah tanah di tengah jantung ibu kita ini tanpa mengganggu aktivitas vital di atasnya?

1. Terapkan metade teknologi box jacking

Konstruksi dan TBM fase 2A (Dok. MRT)

Weni Maulina mengungkapkan dalam pengerjaan MRT Fase 2 ini pihaknya menerapkan teknologi box jacking sebuah metode membangun terowongan dari samping, lalu mendorong segmen beton raksasa ke bawah jalan secara perlahan. Tanpa membongkar, tanpa kebisingan.

“Pesan dari pemerintah, Sekretariat Negara, tidak boleh mengganggu jalan protokol di Merdeka Barat. Jadi kita bikin di bawah tanah seperti ini,” ujar Weni Maulina, Direktur Konstruksi MRT Jakarta.

Metode tersebut tergolong baru dalam dunia konstruksi infrastruktur di Indonesia. MRT Jakarta menjadi pionir dengan menerapkannya untuk pertama kali di salah satu lokasi proyek mereka. Uniknya, selama pengerjaan passageway ini, hanya Jalan Museum yang perlu ditutup sementara.

"Box jacking itu jadi kayak ada kotak, di-push pelan-pelan. Nanti, tanahnya digali keluar, tapi kerangkanya boksnya ini maju pelan-pelan. Ini kami bolongin tanahnya demikian," terang Weni.

2. TBM gali perut Jakarta tanpa kebisingan

Konstruksi dan TBM fase 2A (Dok. MRT)

Tak jauh dari situ, proyek lebih dalam tengah berlangsung. Mesin bor raksasa bernama Tunnel Boring Machine (TBM) bekerja menggali terowongan sepanjang 1.180 meter dari Harmoni ke Mangga Besar.

Mesin ini menggali tanpa membongkar permukaan. Ia bekerja senyap, di bawah kaki jutaan orang yang lalu-lalang. Tak perlu pengalihan lalu lintas, tak ada pembongkaran jalan, dan tak ada getaran yang mengguncang gedung-gedung tua di atasnya yang merupakan bangunan bersejarah.

Bor raksasa dengan diameter 6,7 meter itu melubangi bawah tanah Jakarta sepanjang 12 meter per harinya. Di sinilah akan lahir terowongan MRT terdalam di Indonesia, menembus tanah hingga 27 meter

"Dengan adanya terowongan tunnel boring machine ini, itu tidak mengganggu lintasan, traffic yang ada di atas," kata Weni.

3. Minimalkan risiko di wilayah cagar budaya

Direktur Konstruksi MRT Jakarta, Weni Maulina

Selain menggali, mesin ini juga secara otomatis memasang segmen beton yang membentuk struktur terowongan. Keunggulan lain dari TBM adalah kemampuannya untuk bekerja dengan presisi tinggi dan risiko minimal terhadap bangunan di atasnya yang merupakan bangunan tua yang telah berusia lebih dari 50 tahun termasuk kantor bank nasional, museum, dan gedung kolonial yang kini dilindungi sebagai cagar budaya.

“Dan mostly semua ini berada di kawasan cagar budaya dan umurnya sudah lebih dari 50 tahun, sehingga sudah dikonsider sebagai bangunan dengan cagar budaya,” jelas Weni.

4. Target operasi 2027

Konstruksi dan TBM fase 2A (Dok. MRT)

Diketahui Stasiun Monas merupakan stasiun bawah tanah kedua di fase 2A MRT Jakarta. Panjang stasiun mencapai sekitar 280 meter dengan dua pintu masuk (entrance). Stasiun MRT Monas akan menjadi salah satu stasiun ikon Jakarta karena terkoneksi langsung dengan kawasan Taman Monas

Adapun paket pekerjaan terowongan ini masuk dalam kontrak CP202, dikerjakan oleh konsorsium Shimizu–Adhi Karya. Selain menjadi yang terdalam, proyek ini juga mencakup pembangunan stasiun empat lantai di Sawah Besar dan terowongan bertumpuk (stacked tunnel) pertama kalinya diterapkan di Indonesia.

Dengan metode modern seperti TBM dan box jacking, MRT Jakarta membuktikan bahwa kota padat dan sejarah panjang bukan halangan bagi pembangunan transportasi publik yang modern dan canggih.

Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A terus menunjukkan kemajuan. Hingga 25 Juni 2025, progres fisik proyek dari Bundaran HI menuju Kota telah mencapai 49,99 persen, sedikit lebih tinggi dari rencana semula yang ditetapkan sebesar 48,54 persen.

Proyek ini terdiri dari dua segmen. Segmen pertama menghubungkan Bundaran HI hingga Monas dan ditargetkan bisa beroperasi pada Desember 2027.

Adapun segmen kedua, dari Harmoni hingga Kota, ditargetkan tuntas dan mulai beroperasi penuh pada Februari 2030. Saat ini, progres segmen pertama mencapai 73,46 persen, sedangkan segmen kedua berada di angka 40,11 persen.

Editorial Team