Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana terkini MTs Negeri 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. (IDN Times/Uji Sukma Medianti)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mendorong terselenggaranya perlindungan khusus anak dalam situasi darurat bencana bagi siswa korban dan terdampak robohnya tembok sekolah MTsN-19 Pondok Labu akibat banjir, Kamis (6/10/2022).

Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar mengatakan, perlunya upaya perlindungan khusus bagi anak yang merupakan korban bencana alam sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) 78 Tahun 2021 tentang Perlindungan Khusus Bagi Anak.

“KemenPPPA akan terus memastikan terselenggaranya perlindungan khusus bagi anak yang terdampak tembok roboh sekolah akibat bencana banjir," kata Nahar dalam keterangan yang diterima IDN Times, Sabtu (8/10/2022).

"Kami telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah melalui Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (Sudin PPAPP) DKI Jakarta, dan mengirimkan tim guna memastikan telah dilaksanakannya prioritas tindakan darurat penyelamatan, evakuasi dan pengamanan bagi anak siswa,” lanjutnya. 

1. Pemetaan kebutuhan dasar dan spesifik bagi anak

Ilustrasi anak-anak (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Nahar menegaskan, upaya perlindungan khusus anak terdampak bencana akan terus dilaksanakan. Salah satunya melalui pemetaan kebutuhan dasar dan spesifik bagi anak.

“Pemetaan kebutuhan dasar dan spesifik penting dilaksanakan untuk menentukan intervensi yang tepat bagi anak, selain itu upaya pemulihan kesehatan fisik maupun psikologis juga akan segera diberikan. Tim akan terus melakukan penjangkauan terhadap anak-anak terdampak bencana dan merencanakan dukungan psikososial untuk siswa-siswi setelah situasi kondusif, yang dibantu melalui Sudin PPAPP," jelas Nahar.

2. Evaluasi sarana prasarana harus dilakukan

Suasana terkini MTs Negeri 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. (IDN Times/Uji Sukma Medianti)

Lebih lanjut lagi, Nahar mengungkapkan, evaluasi sarana prasarana harus dilakukan untuk memastikan aman atau tidaknya fasilitas belajar siswa pasca robohnya tembok sekolah akibat banjir.

“Evaluasi sarana prasarana perlu dilakukan dengan tetap memastikan dipenuhinya hak anak agar tetap bisa belajar. Jadi sementara waktu jika fasilitas belajarnya belum memungkinkan digunakan, kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan secara daring atau cara lain yang lebih tepat, misalnya memindahkan lokasi belajar,” ungkap Nahar.

3. Pentingnya sosialisasi dan simulasi pelatihan bencana

Suasana terkini MTs Negeri 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. (IDN Times/Uji Sukma Medianti)

Nahar mengimbau agar seluruh satuan pendidikan melakukan upaya pencegahan bencana melalui pelatihan pengurangan risiko bencana. Hal itu agar seluruh warga satuan pendidikan dapat mengetahui dan terlatih menyelamatkan diri saat terjadi bencana.

“Sosialisasi dan simulasi pelatihan bencana penting dilakukan untuk menghindari kejadian serupa terulang, terutama saat ini sudah memasuki musim hujan. Kolaborasi dengan Kementerian/Lembaga yang diberikan mandat pencegahan bencana dapat dilakukan untuk menghindari korban jiwa dan anak paham prosedur evakuasi diri saat terjadinya bencana,” ucap Nahar.

4. Berikut upaya perlindungan khusus anak dalam situasi darurat

Ilustrasi siswa (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Adapun upaya perlindungan khusus anak dalam situasi darurat, termasuk anak-anak dalam kondisi bencana dapat dilakukan melalui:

  • Pendataan jumlah anak yang memerlukan perlindungan dan keluarganya
  • Memetakan kebutuhan dasar/spesifik
  • Memastikan jaminan keamanan/keselamatan anak
  • Tindakan darurat penyelamatan termasuk evakuasi dan pengamanan
  • Pemulihan kesehatan fisik/psikis
  • Pengasuhan
  • Pemenuhan kebutuhan dasar/spesifik
  • Pemenuhan kebutuhan khusus
  • Perbaikan fasilitas yang dibutuhkan
  • Pemenuhan hak pendidikan anak
  • Kebutuhan lain yang dibutuhkan anak

Nahar juga mengapresiasi berbagai pihak yang telah memberikan respons cepat saat terjadinya bencana robohnya tembok sekolah. Respons cepat itu telah dilaksanakan baik dari pihak sekolah yang memandu anak-anak pulang sekolah, maupun pihak Pemda yang telah melakukan upaya penanganan, evakuasi, dan meliburkan sekolah untuk sementara waktu.

Editorial Team