Jakarta, IDN Times - Tiga Duta Besar mendatangi kantor Kementerian Luar Negeri pada Kamis pagi (19/4). Ketiganya yaitu Dubes Amerika Serikat, Perancis dan Inggris. Kedatangan mereka untuk menjelaskan serangan militer terkoordinasi yang dialamatkan ke Suriah pada (14/4) kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Ketiga negara itu sepakat menyerang Suriah karena pada pekan sebelumnya warga di barat laut Kota Douma dibombardir oleh pasukan loyalis Presiden Bashar Al-Asaad. Mereka yang bermukim di area yang dikuasai oleh kelompok pemberontak bernama Jayash al-Islam, justru diklaim menjadi sasaran yang tidak berdosa.
Pasukan loyalis Assad disebut menyerang daerah itu dengan menggunakan senjata kimia pada (7/4). Menurut laporan BBC sebanyak lebih dari 40 orang meninggal dunia.
Pada dasarnya ketiga Dubes ingin menjustifikasi serangan mereka ke Suriah didasari bukti yang kuat dan memiliki landasan hukum. Padahal, tidak sedikit yang mengecam.
"Kami yang meminta untuk bertemu (Bu Menlu). Kami sudah berkomunikasi pada pekan lalu dengan Bu Retno bahwa pada pekan ini kami datang dan menjelaskan mengenai apa yang terjadi di Suriah," ujar Dubes Kerajaan Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik pada pagi tadi di kantor Kemenlu.
Ia yakin betul tindakan tiga negara yang menyerang Suriah akan didukung oleh dunia internasional. Tapi benar kah asumsi itu? Lalu, apa respons Indonesia terhadap penjelasan ketiga negara tersebut?