Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Kamis (31/5) menerima perwakilan massa aksi Kamisan di Istana Negara. Mereka ditemui Jokowi sekitar pukul 14:00 WIB. Pertemuan di dalam Istana berlangsung selama dua jam.
Ada sekitar 20 orang perwakilan massa yang ikut di dalam pertemuan tersebut. Mereka merupakan perwakilan dari tiap kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di masa lalu.
Ini merupakan momen yang telah mereka nantikan sejak tahun 2007.
Keluarga korban pelanggaran HAM ingin dapat bertemu dengan Presiden dan menyampaikan keluhan mereka secara langsung. Tercatat, sudah 540 kali aksi Kamisan digelar setiap pekan di depan Istana Negara. Mereka melakukan aksi diam dengan payung dan baju hitam di depan Istana Negara.
Penuntasan kasus HAM di masa lalu sebenarnya merupakan salah satu janji Jokowi saat berkampanye di Pilpres 2014 lalu. Namun, empat tahun telah berlalu. Di mata sebagian besar aktivis HAM, penuntasan kasus di masa lalu hanya sekedar janji kampanye.
Toh, Jokowi malah mengangkat Wiranto menjadi Menkopolhukam. Padahal, ia kerap dikaitkan dengan beberapa pelanggaran kasus HAM di Tanah Air, antara lain peristiwa kerusuhan tahun 1998 dan kerusuhan di Timor Leste usai digelar jejak pendapat 1997.
Lalu, apa saja yang mereka bicarakan di dalam Istana dengan Jokowi?