Terbaring Sakit, Ini Perjalanan Habibie Sebagai Presiden RI Tersingkat

Habibie merupakan presiden dengan masa jabatan tersingkat, yakni dua bulan tujuh hari. Dia menjadi presiden saat keadaan di Tanah Air sedang kacau balau pasca-lengsernya Soeharto masa Orde Baru.

Pasca-dilantik, Habibie langsung membentuk kabinet, guna mengembalikan kondisi perekonomian Indonesia. Tugas penting Habibie adalah mendapatkan kembali dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor.

Selama menjabat sebagai presiden RI, Habibie memiliki kebijakan politik seperti membebaskan rakyat untuk menyalurkan aspirasi. Karena itu, banyak partai politik baru bermunculan hingga ada sekitar 48 partai baru saat itu.

Dilansir dari berbagai sumber, Habibie juga membebaskan narapida politik seperti Sri Bintang Pamungkas, yang dipenjara karena mengkritik Soeharto, dan membebaskan Muchtar Pakpahan yang dituduh memicu kerusuhan Medan 1994.

Presiden Habibie juga mampu memotong nilai tukar rupiah ke dolar hingga Rp6500 per dolar ketika akhir masa pemerintahannya. Dia juga berhasil menerapkan independensi Bank Indonesia, untuk lebih fokus mengurusi perekonomian.

Habibie dianggap memiliki kesalahan, karena memperbolehkan adanya rederendum Provinsi Timor Timur yang saat ini menjadi Timor Leste. Pada masa kepemimpinannya, Timor Leste resmi berpisah dari NKRI dan menjadi negara terpisah pada 30 Agustus 1999.

Setelah melepas jabatan menjadi presiden, Habibie sempat tinggal di Jerman. Namun, pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ia kembali aktif sebagai penasihat presiden dan mendirikan Habibie Center pada November 1998.