Awalnya Nensy sering membeli singkong dari seorang petani kecil di Pasar Dadakan Rancaekek. Ia merasa iba dengan petani tersebut, tidak banyak orang yang tertarik untuk membeli singkong hasil panennya. Nensy pun mengolah singkong tersebut menjadi keripik. Keripik hasil olahannya ia berikan sebagai hadiah untuk beberapa rekannya yang telah menyelesaikan sidang akhir serta beberapa dosen sebagai ungkapan terima kasih. Tidak disangka, ternyata banyak yang suka dengan keripik singkong olahannya dengan bumbu khas racikannya.
Nensy pun menceritakan awal mula pemberian nama Cik-May’ untuk merek produknya. “Cik” adalah panggilan perempuan untuk orang padang, sedangkan “May” adalah nama ibu saya. Semua bumbu adalah rempah khas Padang ide dari ibunya. Hingga saat ini, rasa Keripik Cik May membuat konsumen ketagihan dan terus membeli.
“Kami menggunakan bumbu basah tidak seperti kebanyakan bumbu yang ada di pasaran. Dan kenapa kami memilih singkong yang diolah, karena banyak singkong di pasaran kecil tidak laku. Niat kami membantu petani kecil untuk membesarkan usaha kami,” jelas Nensy.