Dalam sebuah acara debat di televisi nasional, beberapa kader partai dan perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) didatangkan sebagai tamu untuk membahas masalah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap menggunakan Al-Quran dalam politik.
Penggunaan itu dianggap sebagai penghinaan terhadap Al-Quran. Iya memang pada akhirnya, Ahok sudah meminta maaf. Uniknya, televisi nasional ini masih memperdebatkan hal ini. Hadirlah dua kubu, yakni #TimAhokBenar dan #TimAhokSalah. Dua tagar itu cukup untuk menggambarkan kondisi acara ini.
Debat kusir, sudah biasa, pasti terjadi dalam acara ini. Namun, saat sesi #TimAhokBenar yang diwakili oleh kader partai Golkar Nusron Wahid berbicara, dirinya dianggap terlalu 'menekan dan menghina' ulama MUI.
Mata melotot dan nada tinggi yang digunakan oleh Nusron justru membuat beberapa pihak menganggap dirinya berlebihan. Terutama yang 'diserang' adalah seorang ulama dari MUI. Pihak yang paling 'terluka' adalah seorang Ustadz kondang, Yusuf Mansur. Ustadz Yusuf menganggap bahwa tindakan tersebut harusnya tidak dilakukan oleh Nusron