TGB Bantah Terima Aliran Dana Divestasi Newmont

Jakarta, IDN Times - Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Zainul Majdi membantah laporan investigasi yang diturunkan oleh Majalah Tempo pada pekan ini. Di dalam pemberitaan mereka yang bertajuk "Fulus Panas Tambang Emas", pria yang akrab disapa Tuanku Guru Bajang (TGB) disebut menerima aliran dana sebesar Rp1,15 miliar pada 2010 lalu.
Uang itu diduga berasal dari PT Recapital Asset Management milik sahabat TGB, Rosan Roeslani. Perusahaan milik Rosan itu merupakan lembaga yang mengelola investasi Grup Bakrie ketika membeli saham PT Newmont.
Namun, dalam keterangan pers yang dilakukan pada hari ini, TGB membantah uang tersebut berasal dari aliran dana pembelian saham PT Newmont.
"Uang itu ditransfer karena saya meminjam ke Bapak Rosan Roeslani. Kami sudah berkenal sudah lama, sejak saya masih menjadi anggota DPR pada 2004-2005," ujar TGB di sebuah restoran di Jakarta pada Rabu (19/9).
Lalu, untuk apa uang sebesar itu digunakan oleh TGB? Dan apa betul uang dengan nominal yang sama juga mengalir ke rekening istrinya?
1. TGB menjelaskan ke penyidik KPK uang itu dipinjam untuk kebutuhan pesantren
Kepada penyidik, TGB mengaku uang tersebut ia pinjam untuk kebutuhan pembiayaan pesantrennya di Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia menyebut nominal yang dipinjam mencapai Rp1,165 miliar dan ditransfer sebanyak dua kali ke rekeningnya.
"Niatnya semula mau saya lunasi akhir tahun (2010), tapi ternyata tidak selesai, maka dibuatlah akad sejak tahun 2012 lalu. Walaupun Pak Rosan sahabat saya, tetapi saya tetap mengikuti aturan yang berlaku, peminjaman tetap dikenai bunga," kata TGB lagi.
Menurut TGB, utang itu sudah ia bayar baik pokok utang dan bunganya. Namun, menurut pemberitaan Majalah Tempo, penyidik KPK justru menemukan kecurigaan dalam pelunasan utang tersebut. Materai dalam surat utang diterbitkan setelah 2012.
Utang juga baru dilunasi pada Mei 2018 setelah lembaga antirasuah mengusut dugaan korupsi divestasi PT Newmont.
Namun, TGB membantah hal tersebut dengan tegas. "Itu adalah urusan perdata antara saya dengan sebuah entitas hukum dan sudah saya lunasi. Tidak ada hubungannya dengan negara dan keuangan negara," kata dia lagi.
2. TGB juga bantah ada aliran dana ke rekening istrinya dari pembelian saham PT Newmont
Dalam kesempatan itu, TGB juga membantah ada aliran dana dari pembelian saham PT Newmont yang mengalir ke rekening istri dan mantan istrinya. Menurut dia, bukan pihak lain yang mengirimkan uang ke rekening istrinya, melainkan dirinya sendiri.
"Itu (yang mengirimkan uang) adalah saya atau orang yang sudah saya tegaskan. Dan itu resmi menyetor," kata TGB di Jakarta Selatan pada hari ini.
Sumber uang itu pun, menurut dia, dari uang-uang yang sah. Itu bersumber dari dari seluruh pendapatan yang ia miliki baik sebagai gubernur dan kegiatannya di luar gubernur.
"Kalau dirupiahkan, gaji, tunjangan, honor dan instentif pajak daerah maka itu cukup menutupi (aliran dana) yang disebut oleh Majalah Tempo tersebut," kata dia lagi.
Ia menjelaskan juga memiliki sumber pemasukan lain yakni dari pesantren dan universitas. Di NTB saja, kata TGB, ia memiliki hampir 1.000 lembaga pendidikan. Untuk pesantren, ada sekitar 16 ribu santri yang belajar di sana.
"Ada pula sebagai rektor di sebuah perguruan tinggi, omsetnya bisa mencapai Rp16 miliar-Rp17 miliar," tutur dia.
Ia mengaku sangat kecewa dengan pemberitaan Majalah Tempo karena tendensius dan mencoreng nama baiknya di NTB dan seluruh Indonesia.
3. TGB berjanji akan selalu menjaga integritas
TGB mengaku tidak akan tinggal diam terhadap pemberitaan yang ditulis oleh Koran dan Majalah Tempo. Hal itu lantaran, mereka telah menyerang sisi yang sangat dijaganya yakni kehormatan dan integritas. Ia menegaskan tidak mungkin mengkhianati integritasnya sebagai pejabat publik.
"Orang yang bekerja dengan saya baik itu seluruh jajaran Pemprov dan Pemkot, tahu betul bagaimana karakter saya. Bahwa kami berusaha untuk membangun tata kelola kota yang bersih dan baik," kata Gubernur NTB dua periode itu.
Apalagi, menurutnya, kerja keras itu terbayar dengan berbagai penghargaan yang berhasil diraihnya.
Ia pun selalu mengingatkan koleganya agar tetap menjaga integritas. Sebab, sekali itu hancur, maka tidak akan ada satu orang pun yang percaya.