Jakarta, IDN Times - Keputusan Amerika Serikat untuk mendukung peralihan Ibu Kota Israel ke Yerussalem semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang sebelumnya menerpa warga Palestina sejak lima dekade silam.
Krisis kemanusiaan ini terlihat dari data terbaru yang dihimpun Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Dari dua juta populasi di Gaza, sekitar 80% di antaranya mengalami kesulitan sosial dan ekonomi. Hal tersebut diperburuk dengan 5.000 toko klontong milik warga muslim yang terlilit utang.
Lebih nahas lagi, sekitar 80% penduduk Gaza hidup dari sumbangan masyarakat dunia. Karena itu mereka sangat menanti bantuan dari dunia luar, termasuk dari Indonesia.