Kehadiran Jokowi sebanyak empat kali di Tanah Papua selama dua tahun masa kepemimpinannya mendapatkan kritikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai. Dia menilai kedatangan tersebut merupakan hal yang sia-sia. Pasalnya, kunjungan tersebut menurutnya tidak membawa dampak apapun bagi warga Papua.
Dilansir Liputan6.com, (18/10), Natalius mengatakan bahwa Jokowi justru menjadi sumber masalah di Papua karena dianggap tidak memiliki kompetensi sosial untuk membangun kepercayaan, juga kompetensi manajemen pertahanan dan keamanan. Akibatnya, berbagai pelanggaran HAM masih kerap terjadi di Papua.
Natalius mencontohkan adanya fakta peristiwa di mana pelanggaran HAM terhadap kurang lebih 5.000 orang Papua. Mereka ditangkap, dianiaya, disiksa, dan dibunuh hanya dalam 2 tahun masa periode Jokowi. Menurutnya, hal ini menujukkan bukti bahwa menciptakan Tanah Papua damai dengan penyelesaian pelanggaran HAM hanya menjadi pelayanan bibir atau kata-kata.
Program yang didengungkan oleh Presiden untuk membangun pasar "Mama-mama Papua" bahkan dinilainya tidak pernah ada yang tuntas. Bahkan, pimpinan Solidaritas Pedagang Asli Papua (Solpap) Rojit meninggal secara misterius di Papua.