IDN Times/Debbie Sutrisno
Di acara yang sama, Ahli Informasi dan Tekhnologi (IT) dari Institut Tekhnologi Bandung (ITB) Khoirul Anas mengungkapkan sejumlah fakta temuan timnya, terkait publikasi hasil penghitungan suara Pilpres 2019 ke Sistem Informasi dan Perhitungan Suara (Situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dalam temuan pertamanya, Anas menyebut, data yang diinput petugas Situng KPU adalah data orderan. "Dari tim data monitoring bisa dilihat ada yang tidak sesuai dengan matematik, ada yang jelas kesengajaannya, data order," kata dia.
Dia mengambil contoh satu temuannya, ada data perolehan suara untuk paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga yang dihapus. "Dan data yang dihapus ini 02 menang (seharusnya). Data diubah yang tadinya sudah ada diubah lagi, di mana 01 ditambah, 02 dikurangi," ujar Anas.
"Kemudian ada juga perubahan di angka kehadiran (pemilih di TPS) di mana 01 nya menang. Jadi di situ angka kehadirannya ditambah biasanya," tutur dia, melanjutkan.