Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
B20 dan Pemerintah lakukan aksi kolektif tingkatkan integritas dan kepatuhan (Dok. B20)
B20 dan Pemerintah lakukan aksi kolektif tingkatkan integritas dan kepatuhan (Dok. B20)

Jakarta, IDN Times - B20 Integrity and Compliance Task Force (I&C TF) menggelar dialog side event yang mengambil tema “Collective Action in Alleviating Integrity Risks” di Bandung, Jawa Barat, Senin, 10 Oktober 2022. Acara ini digelar dalam upaya mendorong pemulihan, pertumbuhan dan transformasi ekonomi global 

Adapun side event yang digelar secara hybrid dan diikuti oleh 1200 peserta baik offline maupun online ini turut menggandeng Institute of Indonesia Chartered Accountants (IAI), United Nations Development Program (UNDP), United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) dan Basel Institute on Governance. 

1. Integritas jaga keberlangsungan bisnis

Shinta Kamdani, Chair of B20 Indonesia Memberikan Paparan (Dok. Youtube B20)

B20 I&C TF melihat, dalam situasi dan kondisi dunia pasca-pandemik, integritas menjadi hal sangat penting untuk dijalankan. Pandemik COVID-19 membuat dunia rentan terjerumus dalam perang dagang, proteksionisme, penipuan, penyuapan, korupsi dan hal-hal yang bisa membuat bisnis semakin terpuruk. 

Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani mengatakan bisnis dan ekonomi global dihadapkan dengan tantangan yang cukup sulit dan perlu disikapi dengan bijak sekaligus harus memiliki keputusan yang tepat demi kelangsungan dan kesuksesan di masa depan. Untuk itu, dunia bisnis membutuhkan upaya dan kerja sama yang erat antara sektor publik, swasta, serta masyarakat sipil. 

“B20 Indonesia berkomitmen untuk mendorong pelaku bisnis tanah air dan global agar mengembangkan dan mengadopsi praktik-praktik bisnis dan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel dan berintegritas. Praktik bersih, berkelanjutan dan inovatif membantu negara-negara berkembang menarik investor ke proyek-proyek utama yang penting bagi pemulihan ekonomi,” ujar Shinta dalam sambutan pembukaan acara. 

2. Aksi kolektif ciptakan persaingan bisnis yang sehat

Ilustrasi UMKM Jawa Tengah. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Lebih lanjut, Shinta menjelaskan, tindakan atau aksi kolektif sangat penting dalam menguatkan integritas sektor bisnis terutama untuk skala kecil, seperti UMKM, yang biasanya tidak memiliki kapasitas pengetahuan maupun modal untuk bersaing. Untuk itu, aturan main baik dalam skala nasional maupun internasional perlu disepakati agar mencapai keadilan dalam persaingan bisnis yang sehat. 

“Selain bicara persaingan yang adil dan sehat, tindakan kolektif juga meningkatkan reputasi dan daya tarik ekonomi negara-negara berkembang yang selama ini dililit persoalan korupsi, penyuapan, cuci uang. Kami di I&C TF memiliki tiga tindakan prioritas yang dapat menguatkan integritas, transparansi dan akuntabilitas baik di sektor publik maupun swasta,” kata Shinta. 

Tiga tindakan prioritas utama itu, pertama, menumbuhkan dan memperkuat integritas antar-pelaku usaha. Pelaku usaha besar, juga harus merangkul dan membangun kapasitas bisnis usaha kecil/UMKM. Kedua, memfasilitasi interaksi dan integrasi atau kerja sama yang erat antara pemerintah dan swasta. Ketiga, mempromosikan inklusivitas antara sektor publik-swasta demi pertumbuhan yang inovatif, inklusif dan kolaboratif. 

3. Empat legacy program yang diusung B20

Berbagai program yang diusung B20 (Dok. B20)

Selain itu, B20 Indonesia mendorong empat legacy yang dirancang tidak hanya sebagai one-time initiative, namun sebagai inisiatif yang berkelanjutan serta diharapkan tidak hanya berakhir setelah Presidensi G20 Indonesia usai diselenggarakan. Terkait isu transisi energi dan pembiayaan, terdapat legacy program yang disiapkan untuk mengatasi hal tersebut, yakni Carbon Center of Excellence sebagai platform hub-knowledge serta practice sharing center perdagangan karbon.

Isu inklusivitas diangkat melalui legacy B20 Wiki sebagai sistem pendukung bagi UMKM melalui Wiki Learn, Wiki Do dan Wiki Scale dan OGWE yang membantu kewirausahaan perempuan mencakup pemberdayaan perempuan pengusaha melalui peningkatan literasi digital, permodalan dan keamanan dalam ruang kerja. 

Untuk bidang kesehatan, ada legacy Global “One Shot” Campaign yang bertujuan untuk menyediakan infrastruktur yang relevan untuk mitigasi krisis kesehatan di masa depan melalui pelibatan bisnis global dalam menyediakan akses vaksin, riset klinis dan big data untuk memantau penyakit. 

4. Pentingnya aksi kolektif antara sektor bisnis dan pemerintahan

Haryanto T. Budiman, Chair of I&C TF yang juga Managing Director PT. Bank Central Asia Tbk (Dok. B20)

Sementara itu, Haryanto T. Budiman selaku Chair of I&C TF yang juga menjabat sebagai Managing Director PT. Bank Central Asia Tbk. mengatakan perilaku buruk atau penurunan integritas meningkat selama krisis. Ia berharap, dukungan penuh pemerintah akan membuat sektor dan pelaku bisnis secara perlahan dapat memitigasi dan membangun kerja sama seluruh sektor swasta untuk menjalankan praktik bisnis secara baik, jujur dan berkelanjutan. 

Adapun integritas dan standarisasi tata kelola yang berkelanjutan juga perlu melalui adopsi standar pelaporan keberlanjutan yang berkualitas tinggi, terkonvergensi secara global perlu dilakukan dunia bisnis dan pemerintahan. 

“Tindakan atau aksi kolektif antara bisnis dan pemerintah sangat penting untuk memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi dalam situasi pemulihan. Selain itu, tindakan kolektif antara integritas para pelaku bisnis dan transparansi sektor publik merupakan kunci utama mencegah korupsi, penyuapan, pencucian uang, pemerasan dan tindakan kejahatan dalam pembiayaan terhadap perilaku terorisme,” jelas Haryanto. 

5. Rekomendasi dari B20 I&C TF

Aksi kolektif B20 dalam tingkatkan integritas dan kepatuhan (Dok. B20)

Saat ini, I&C TF telah merumuskan empat rekomendasi. Pertama, mempromosikan tata kelola yang berkelanjutan dalam bisnis untuk mendukung inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG)

Kedua, mendorong aksi kolektif untuk mengurangi risiko integritas. Ketiga, menumbuhkan tindakan perlawanan yang tangkas untuk memerangi risiko pencucian uang/pendanaan teroris dan keempat, memperkuat tata kelola untuk mengurangi risiko kejahatan siber yang semakin meningkat. 

Di sisi lain, Iwan Djuniardi, Staf Ahli Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak Kementerian Keuangan mengapresiasi diskusi yang diselenggarakan B20 I&C TF. Hal ini terutama terkait bagaimana upaya membantu UMKM untuk ikut menjalankan bisnis secara etis dan formal. 

Pemerintah sendiri sudah melakukan beberapa langkah, di antaranya menyediakan platform pinjaman yang lebih besar untuk UMKM yang telah memiliki NPWP dan menjatuhkan sanksi sebagai bentuk penegakan hukum terhadap para penyalur kredit yang tidak mematuhi aturan dalam menilai dan memberikan kredit kepada UMKM. 

Dalam kesempatan yang sama, Tuti Wahyuningsih, Direktur Kerja Sama Internasional PPATK menjelaskan bahwa dunia bisnis, investasi dan pemerintah sangat berkaitan erat dengan tata kelola yang berintegritas. Indonesia saat ini terus menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintah sangat memberi perhatian kepada persoalan pencucian uang dan pendanaan terorisme yang bisa merusak kepercayaan investor dan negara-negara lain. (WEB)

Editorial Team