Jakarta, IDN Times - Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya menerima curahan hati (curhat) orang tua calon siswa yang akan menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, milik Kementerian Sosial (Kemensos) di Jakarta Timur.
Momen itu terjadi saat Seskab Teddy berkunjung ke Sentra Handayani dalam rangka meninjau kesiapan fasilitas sarana dan prasarana sekolah dan asrama bagi 75 siswa Sekolah Rakyat.
Orang tua Galih Yahdan Atlantik, Suratna, tidak mampu menahan tangis dihadapan Teddy saat menceritakan ekonomi keluarganya.
Setiap bulan, ia mengaku harus memutar otak untuk menghidupi lima orang dengan penghasilan sekitar Rp1,5 juta. Galih adalah anak kelima dari lima bersaudara. Uang itu harus cukup untuk membayar kontrakan Rp500 ribu, makan, kebutuhan sekolah, dan biaya hidup sehari-hari.
"Saya tinggal di kontrakan. Sebulannya Rp500 ribu. Menghidupi 4 anak," rintihnya saat bercerita dihadapan Seskab Teddy Indra Wijaya, di Sentra Handayani, Jakarta Timur, Minggu (29/6/2025).
Suratna bercerita, modal untuk jualan nasi uduk ini juga diperolehnya sebagai buruh cuci. Meski pendapatannya tak menentu, ia menolak menyerah pada keadaan. Dengan sisa tenaga setelah mencuci pakaian tetangga, ia berdiri di dapur, menanak nasi, menyiapkan lauk, dan menata nasi bungkus—menjualnya ke warga sekitar.
"Di rumah jualan nasi uduk, kalau kelebihan dana. Kalau gak ada jadi buruh cuci, Rp1,5 juta per bulan untuk 5 anggota keluarga, saya ibu tunggal," kata dia.