JAKARTA, Indonesia —Irma Novalia sehari-hari bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di salah satu kementerian di Jakarta. Perawakannya yang kecil namun gesit membuatnya menonjol di keramaian. Cara bicaranya pun sangat lugas, membuat lawan bicaranya bisa menaruh perhatian dengan apa yang dikatakannya.
Inov, begitu ia disapa, bercerita pada Rappler soal kecintaannya pada traveling. Baginya, traveling adalah aktivitas yang tak cuma bisa membawa kebahagiaan tapi juga pendapatan.
Semua dimulai sejak ia masih kecil. Oleh orang tuanya, saat itu Inov sering dibawa bepergian saat libur sekolah. "Sampai SMA aku berpikir, bagaimana caranya aku bisa pergi traveling tanpa bantuan orang tua. Akhirnya bisa. Pertama kali aku pergi ke Bali tahun 1996 pakai duit sendiri. Aku jualan telur, kue, semuanya sampai bisa ngumpulin uang untuk traveling," ujar Inov pada Rappler di kawasan Kemang, Jakarta Selatan beberapa saat lalu.
Karena sadar bahwa ia punya hasrat traveling yang tinggi, Inov berpikir keras untuk bisa menghasilkan uang sendiri untuk moda berjalan-jalan. Usahanya berhasil. "Waktu udah kerja aku sudah keliling Indonesia sambil bawa orang-orang. Di tahun ketiga bekerja aku mulai traveling ke luar negeri, masih trip murah."
Setelah bisa traveling dengan uang sendiri, Inov masih getol mengusahakan pendapatan lain untuk mendukung dana traveling-nya. Selain berjualan barang-barang, dia juga memilih merintis usaha jasa titipan alias jastip. "Lumayan banget. Sekali jastip aja bisa Rp 5-6 juta. Semua saya simpan untuk dana traveling."
Semua traveling yang dilakukan Inov dibayar lunas, tanpa berutang satu rupiah pun, Bahkan ia bisa mengajak teman-temannya untuk bepergian dengan cara mencicil padanya dan lunas sebelum waktu keberangkatan. Inov ingin berbagi pengalaman dengan banyak anak muda lainnya yang memiliki budget terbatas tapi dengan keinginan traveling yang tinggi.
"Saya biasanya bilang untuk rajin-rajin memantau harga tiket pesawat bahkan setahun sebelum waktu keberangkatan. Lihat juga tanggal merah tahun depan di bulan apa saja. Kebanyakan penerbangan murah itu harus beli setahun sebelumnya. Tapi trip murah itu bukan murahan, tapi soal perjuangan mencari yang promo," tambah perempuan yang sudah pernah mengunjungi 20 negara ini.
"Targetnya, pas aku pensiun aku bisa ke 60 negara. Dan aku pensiun masih 30 tahun lagi. Enggak muluk-muluk sih," katanya lagi.