Jakarta, IDN Times - Cerita di balik layar pembebasan terpidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir perlahan-lahan mulai terkuak. Ide untuk membebaskan Ba'asyir muncul dari Ketua Umum Partai Bulan dan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra. Walaupun, ide itu sudah sempat bergulir sejak beberapa tahun yang lalu.
Pengakuan itu disampaikan oleh kuasa hukum Ba'asyir, Muhammad Mahendradatta kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Selasa (22/1). Ia menjelaskan Yusril tiba-tiba saja datang pada Jumat pekan lalu ke Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
"Ia kemudian memberitahu Ustaz (Ba'asyir) mengenai pembebasannya, lalu langsung menggelar jumpa pers di luar lapas," ujar Mahendradatta.
Mengetahui informasi itu dan dianggap menguntungkan kliennya, maka Mahendradatta serta keluarga Ba'asyir menyetujuinya. Setelah sekian lama berjuang untuk membebaskan Ba'asyir dari penjara, baru kali ini permohonan mereka didengar oleh pihak Istana. Kabar gembira itu dibawa oleh Yusril.
"Sebelumnya tidak pernah ada tanggapan (dari pihak Istana). Tanggapan resmi itu tidak ada. Tanggapan itu baru ada waktu Yusril ketemu Ustaz Abu Bakar Ba'asyir. Kami pun tidak pernah menghubungi Yusril. Kami juga tidak pernah meminta bantuan kepada Yusril," kata Mahendradatta saat diwawancarai stasiun tvOne Senin malam (21/1) kemarin.
Rupanya, inisiatif Yusril ini pun juga tidak dibicarakan lebih dulu kepada tim kampanye mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Lalu, apa komentar Tim Kampanye Nasional (TKN) soal inisiatif Yusril yang dinilai sepihak tersebut? Apa dampaknya bagi elektabilitas Jokowi-Ma'ruf seandainya Ba'asyir benar-benar dibebaskan tanpa syarat?