Pada 2006, seorang wanita asal Surabaya Sri Agustini mencoba peruntungan dengan menjadi TKW di Hong Kong. Melalui jalur resmi, Agustini mendapat pekerjaan sebagai pengasuh wanita yang mengidap autisme. Pekerjaan tersebut pun menjadi satu-satunya dan yang terlama bagi Agustini di Hong Kong. Selama tujuh tahun, dirinya mengasuh wanita bernama Fung Ying yang sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri.
Seperti dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Agustini justru mendapat perhatian lebih besar dari media luar. Kepada SCMP, Agustini mengaku Fung Ying meninggal pada 2013. Dengan kata lain 'tugas'-nya pun selesai di Hong Kong. Keinginan untuk pulang ke tanah air pun begitu besar karena selama tujuh tahun itu, Agustini tidak pernah tinggalkan Hong Kong.
Namun, masalah lain muncul usai pemakaman Fung Ying. Dinas Kesejahteraan Sosial yang membantu dalam pencarian pekerjaan di Hong Kong tidak memberikan gaji yang seharusnya diterima oleh Agustini. Wanita yang lancar berbahasa Kanton itu bahkan tidak diberi uang tiket untuk pulang. Dirinya pun harus meminta bantuan pihak Serikat Buruh Hong Kong untuk memberinya jalan pulang karena keluarga dilarang untuk berhubung dengan Agustini lagi.